PORTALLNEWS.ID (Bandar Lampung) -Sejak menjadi Industri Kecil Menengah (IKM) binaan Dinas Perindustrian Kota Bandar Lampung pada 2007, Keripik Pisang Shinta sukses mengembangkan bisnisnya, dan menjadi salah satu ikon oleh-oleh di Provinsi Lampung. Keripik Pisang Shinta berhasil meraih penghargaan Bintang 3 One Village One Product (OVOP) dari Kementrian Perindustrian sebagai bukti kualitas dan kekhasan produk Kota Bandar Lampung. Pada tahun 2022 ini, Keripik Shinta kembali diusulkan oleh Dinas Perindustrian Kota Bandar Lampung untuk meraih OVOP Bintang 4.
Toko Keripik Pisang Shinta terletak di Jalan Pagar Alam, Segala Mider, Tanjungkarang Barat, Kota Bandar Lampung, atau lebih dikenal masyarakat dengan nama Gang PU. Memasuki sentra keripik pisang dari jalan utama Zainal Abidin Pagal Alam, terdapat gapura bertuliskan “Selamat Datang di Kampung UKM Digital Sentra Keripik Bandar Lampung”. Gang PU menjadi tujuan pemburu oleh-oleh, terutama di hari-hari libur dan even-even besar.
Sentra Keripik Gang PU ini juga akan menjadi salah satu tujuan CityTour Destinasi Wisata Kota Bandar Lampung dalam rangka memperkenalkan pariwisata, kuliner, dan oleh-oleh khas Bandar Lampung kepada para kepala daerah dan pejabat yang hadir dalam HUT ke-22 Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI) yang digelar di Bandar Lampung pada 27 – 29 Mei 2022.
Ditemui di tokonya, owner Keripik Pisang Shinta, Shinta, S.E., tengah berbincang dengan beberapa pelanggannya. Sementara, sekitar sepuluh karyawan sibuk mengemas dan melayani pembeli. Toko Keripik Shinta tidak hanya menjual keripik pisang aneka rasa seperti cokelat, keju, melon, stroberi, manis, asin, barbecue, dan sapi panggang, tetapi juga menjual aneka oleh-oleh khas Lampung lainnya, seperti kopi Lampung, klanting dan marning khas Pringsewu, serta camilan emping khas Lampung dengan sistem konsinyasi.
Selama masa Pandemi Covid-19, Shinta mengembangkan dua produk baru, yaitu pie pisang dan pisang beku. Berbagai produk yang dijual Keripik Pisang Shinta bisa dibeli langsung di toko, dan juga bisa dipesan secara online di Shopee atau akun Instragram @keripikshinta.
Menurut Shinta, dia memulai usahanya dengan menjual keripik singkong pada 2005. Dia termotivasi berjualan karena tekad melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi untuk membuktikan kepada kedua orang tuanya bahwa menjadi perempuan tidak hanya “berakhir” di dapur. Perempuan juga berhak kuliah untuk meraih kesuksesan.
Shinta mengatakan, ketika itu dia masih duduk di kelas III di SMAN 7 Bandar Lampung. Dia memulai bisnis kecilnya dengan membeli 1-2 kilogram keripik singkong di Gang PU dan mengemasnya dalam bungkusan kecil harga Rp1000 per bungkus.
“Saya jualnya ke teman-teman dan guru di sekolah, uangnya saya tabung buat masuk kuliah. Usaha ini berjalan sekitar enam bulan. Terus banyak masukan supaya membuat keripik pisang, kata pelanggan bosan keripik singkong terus. Akhirnya, saya mencoba membuat sendiri keripik pisang di rumah, belajar otodidak menggunakan peralatan rumah tangga milik Ibu saya,” tutur Shinta, Senin (25/4/2022).
Informasi yang sepenggal-sepenggal dari beberapa teman pedagang keripik membuat Shinta puluhan kali gagal menemukan cita rasa yang tepat untuk keripik pisang olahannya. Padahal ketika itu, dia hanya fokus pada tiga rasa, yakni asin, manis, dan coklat.
Sampai akhirnya, pada 2006, Shinta mendapat undangan dari Dinas Perindustrian Kota Bandar Lampung untuk mengikuti Pelatihan Cara Pengolahan Keripik Pisang. “Pas banget pelatihannya sesuai kebutuhan saya, jadi saya tahu asin itu gimana, manis gimana, ngirisnya seperti apa, dapat ilmu gratis. Kalau nggak pelatihan dari pemerintah, kan kita bingung, kita mau nanya ke orang lain yang punya usaha sama nggak mungkin, pasti mikirnya pesaing,” kilas Shinta sambil tertawa kecil.
Shinta yang saat itu sudah kuliah di Jurusan Ekonomi Universitas Lampung (Unila) melihat prospek bisnis keripiknya semakin membaik, apalagi pada 2007, dia resmi menjadi salah satu IKM Binaan Dinas Perindustrian Kota Bandar Lampung. Shinta yang awalnya memproduksi keripik pisang di rumahnya di Gang PU mulai berpikir untuk memiliki toko oleh-oleh sendiri. Dia kemudian membeli tanah yang saat ini menjadi lokasi tokonya, dengan cara menyicil selama satu tahun.
Pada 2008, Shinta mengikuti Kompetisi Wirausaha Muda yang digelar Bank Mandiri, dan berhasil meraih juara III Nasional. Dia mendapat uang tunai Rp15 juta, serta mengikuti coaching “Pengembangan Usaha Kecil Menjadi Perusahaan” selama enam bulan, secara gratis.
“Nah karena ada hadiah uang tunai itu, saya kepikiran untuk membangun toko, saya beranikan diri minjam ke bank Rp100 juta, separuh buat bangun toko dan separuh buat modal usaha. Ya Allah, saya itu masih mahasiswa, tapi sudah punya banyak utang,” kenang Shinta.
Bersamaan dengan itu, pembinaan dan bimbingan dari Dinas Perindustrian Kota Bandar Lampung juga terus berjalan. Shinta rutin mendapat pelatihan tentang pengolahan produk, pengemasan, hingga pemasaran digital. Setiap tahun, Keripik Pisang Shinta juga mendapat bantuan peralatan, diantaranya wajan besar untuk menggoreng pisang dengan kapasitas tiga kilogram, serta spinner untuk pengering keripik pisang kapasitas lima kilogram.
Dinas Perindustrian juga membantunya mengurus Sertifikat Produksi Pangan – Industri Rumah Tangga (SPP-IRT), dan Sertifikat Halal Keripik Pisang Shinta. Selain itu, bersama UKM dan IKM lainnya, dia sering diajak oleh Dinas Perindustrian mengikuti pameran-pemeran hingga ke Jakarta.
“Pokoknya Pemkot Bandar Lampung ini sangat membantu bangetlah, karena yang membikin Keripik Shinta seperti sekarang, ya berkat dukungan Pemkot Bandar Lampung,” ujar Ibu dua anak ini.
Saat ini, Keripik Pisang Shinta telah menjadi ikon oleh-oleh di Provinsi Lampung, dan menjadi tujuan para pendatang untuk membeli oleh-oleh khas Lampung. Keripik Shinta memiliki puluhan karyawan dengan omset per bulan mencapai Rp60 Juta.
Pada 2021, Shinta dikukuhkan sebagai Ketua Koperasi Produsen Keripik Pisang Bangek oleh Walikota Bandar Lampung, Eva Dwiana. Dia mendapat amanah untuk membantu pengembangan usaha keripik di Gang PU. Beberapa program yang dilakukan diantaranya memberikan pelatihan bagi anggota, penyaluran bantuan peralatan, hingga membantu anggota mengajukan kredit UMKM bunga 0% yang merupakan salah satu program unggulan Pemerintah Kota Bandar Lampung.

8 Sentra Industri Unggulan
Sementara, Kepala Dinas Perindustrian Kota Bandar Lampung, Adiansyah mengatakan, Bandar Lampung memiliki 8 Sentra Industri Unggulan, yakni sentra tapis, sulam usus, batik Lampung, kaos motif Lampung, aneka keripik, kopi, emping melinjo, dan pengolahan ikan teri.
“Kita memiliki delapan sentra industri unggulan, semua memiliki kepengurusan. Untuk binaan kita sekitar 700 IKM, ada yang sudah maju, ada yang masih berkembang,” ujar Adiansyah ditemui di ruang kerjanya, Selasa (26/4/2022).
Menurut dia, Walikota Bandar Lampung Eva Dwiana sangat konsen mendukung pengembangan UKM dan IKM. Beberapa program yang digulirkan adalah pelatihan yang disesuaikan dengan kebutuhan UKM dan IKM, bantuan peralatan/mesin, membantu pemasaran melalui pameran dan even besar, salah satunya dalam waktu dekat adalah HUT ke-22 Apeksi.
“Nah, ini juga ada Program dari Bunda Eva dengan memberikan pinjaman kredit UMKM 0% bunga, jadi bunganya disubdisi oleh pemerintah kota. Ibu Walikota sangat konsen dengan UMKM dan IKM, bahkan dibuatkan tempat untuk memasarkan produk di Sentra Kuliner UMKM Taman Bung Soekarno, Jalan Gatot Subroto,” jelasnya.
Berbagai program tersebut, lanjutnya, merupakan upaya Walikota untuk membantu UMKM bangkit dari keterpurukan akibat pandemi Covid-19 selama dua tahun ini. (RINDA/R-1)
Recent Comments