PORTALLNEWS.ID (Bandar Lampung) – One Health Lampung yang terdiri dari Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI), Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan kelamin Indonesia (Perdoski), Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI), dan Kagama melakukan sosialisasi tentang monkeypox atau cacar monyet melalui webinar.
Webinar dengan tema “Kesiapsiagaan Terhadap Monkeypox : Fakta, Mitos, dan Upaya Bersama untuk Kesehatan Publik” digelar secara daring menggunakan aplikasi Zoom Meeting, pada Sabtu, 31 Agustus 2024, pukul 09.00 WIB sampai selesai.
Panitia menghadirkan narasumber utama Pj Gubernur Lampung Dr. Samsudin, dan tiga narasumber berkompeten, yakni drh. Harimurti Nuradji, Ph.D., selaku Head of Reseach Center for Veterinary Science (BRIN) yang akan menyampaikan materi berjudul “Monkeypox pada Hewan Mamalia dan Risiko Penularannya ke Manusia”.
Lalu, dr. Desidera Husadani, Sp. DVE, FINS DV dari Perdoski Cabang Bandar Lampung akan memaparkan materi “Monkeypox : Kenali dan Cegah Bersama”.
Dan, pembicara ketiga, drh. Suryantana, M.Si selaku Kepala Balai Veteriner Lampung memaparkan tentang “Kesiapan Balai Veteriner Lampung sebagai Laboratorium Penguji Monkeypox”.
Ketua Panitia Webinar, drh. Astuti Wulandari mengatakan, webinar ini dilaksanakan merespon status Public Health Emergency of International Concern (PHEIC) yang ditetapkan oleh WHO karena peningkatan kasus monkeypox di Republik Demokratik Kongo dan beberapa negara tetangganya yang disebabkan oleh virus monkeypox clade Ib, yang memiliki tingkat keparahan lebih tinggi dibandingkan clade II.
Di Indonesia sendiri, Kemekes RI mengumumkan data kasus konformasi monkeypox hingga Sabtu, 17 Agustus 2024 terdapat 88 kasus konfirmasi monkeypox. Tersebar di DKI Jakarta 59 kasus, Jawa Barat 13 kasus, Banten 9 kasus, Jawa Timur 3 kasus, DIY 3 kasus, dan Kepulauan Riau 1 kasus.
“Dari jumlah 88 kasus tersebut, 87 kasus telah dinyatakan sembuh. Jika dilihat dari tren mingguan kasus konfirmasi monkeypox di Indonesia dari 2022 sampai 2024, periode dengan kasus terbanyak terjadi pada Oktober 2023,” kata Astuti Wulandari, Jumat, 30 Agustus 2024.
Menurutnya, sebagai upaya pencegahan, Kemenkes telah melakukan surveilans di seluruh fasilitas kesehatan, melakukan penyelidikan epidemiologi bersama komunitas dan mitra HIV/AIDS, serta menetapkan 12 laboratorium rujukan secara nasional untuk pemeriksaan monkeypox.
Sekilas, Astuti menjelaskan, monkeypox atau cacar monyet ini dapat bersifat ringan dengan gejala yang berlangsung sekita 2-4 minggu. Namun, dapat berkembang menjadi berat hingga kematian dengan case fatality rate 3-6%.
Beberapa gejala awal monkeypox berupa demam, sakit kepala hebat, pembengkakan kelenjar getah bening, nyeri punggung, nyeri otot dan lemas.
Dalam 1-3 hari setelah gejala awal akan muncul ruam atau lesi pada kulit biasanya dimulai dari wajah kemudian menyebar ke bagian tubuh lainnya secara bertahap. Ruam atau lesi pada kulit ini berkembang mulai dari bintik merah seperti cacar, lepuh berisi cairan bening, lepuh berisi nanah, kemudian mengeras atau keropeng lalu rontok.
“Penularan monkeypox terjadi melalui kontak langsung dengan hewan ataupun manusia yang terinfeksi, atau melalui kontak tidak langsung,” jelasnya.
Webinar ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat, serta tenaga kesehatan manusia dan hewan tentang penyakit monkeypox. Meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan akan penyebaran monkeypox di Indonesia, khususnya di Lampung, serta memperkuat jejaring One Health di Provinsi Lampung. (R-1)
Recent Comments