Oleh: Sudjarwo, Guru Besar Universitas Malahayati Lampung
PORTALLNEWS.ID (Bandar Lampung) – Akhir-akhir ini banyak media masa, baik online maupun konvensional, memperbincangkan Guru Besar. Keberagaman berita itu antara lain: adanya pejabat publik yang melobi kementerian tertentu agar supaya dirinya dapat menyandang guru besar; ada lagi berita disuatu universitas negeri yang ruang guru besarnya sepi, ada juga berita “nakal” yang memberitakan “kenakalan” okum dalam mendapatkan status guru besar. Tampaknya jabatan guru besar akhir-akhir ini menjadi sangat seksi dimata beberapa orang. Lalu apa dan bagaimana guru besar itu sesungguhnya.
Dikutip dari berbagai sumber diperoleh informasi sebagai berikut: guru besar adalah istilah yang digunakan untuk menyebut seorang profesor, terutama dalam konteks pendidikan tinggi di Indonesia. Guru besar adalah jenjang akademik tertinggi yang dapat dicapai oleh seorang dosen di perguruan tinggi. Untuk mencapai gelar ini, seseorang harus memiliki kualifikasi akademik yang tinggi, pengalaman mengajar yang luas, dan kontribusi yang signifikan dalam bidang penelitiannya. Semua itu dibuktikan dengan karya-karya yang nyata dan terukur; bahkan sekarang harus melalui suatu sistem penilaian yang sangat ketat, tidak jarang menjadi sangat membosankan.
Tugas dan peran guru besar meliputi: Pertama, Mengajar dan Membimbing, yaitu guru besar memiliki tanggung jawab utama dalam memberikan pengajaran dan bimbingan kepada mahasiswa, baik di tingkat sarjana maupun pascasarjana. Mereka diharapkan untuk mentransfer pengetahuan dan keterampilan kepada mahasiswa serta membimbing mereka dalam penelitian dan pengembangan akademik.
Kedua, Penelitian, guru besar diharapkan aktif dalam melakukan penelitian di bidang keahliannya. Mereka harus menghasilkan karya ilmiah yang berkualitas dan dipublikasikan di jurnal-jurnal ilmiah terkemuka, baik nasional maupun internasaional. Penelitian ini berkontribusi pada pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama pada bidang keahliannya.
Ketiga, Pengabdian kepada Masyarakat. Selain mengajar dan meneliti, guru besar juga berperan dalam pengabdian kepada masyarakat. Ini bisa berupa kegiatan yang menerapkan pengetahuan dan hasil penelitian untuk menyelesaikan masalah-masalah praktis di tengah masyarakat.
Keempat, Pengembangan Kurikulum. Guru besar sering terlibat dalam pengembangan kurikulum dan program studi di institusi tempat mereka bekerja. Mereka memastikan bahwa materi yang diajarkan sesuai dengan perkembangan terbaru di bidang ilmunya.
Kelima, Kepemimpinan Akademik. Sebagai pemimpin akademik, guru besar sering terlibat dalam pengambilan keputusan penting di tingkat fakultas atau universitas. Mereka berkontribusi dalam perumusan kebijakan akademik dan administrasi.
Keenam, Publikasi dan Kolaborasi Internasional. Guru besar biasanya terlibat dalam kolaborasi dengan akademisi dan peneliti di tingkat internasional. Mereka sering menghadiri konferensi ilmiah dan seminar untuk mempresentasikan hasil penelitian mereka dan membangun jaringan profesional. Secara keseluruhan, guru besar selain mengemban tugas akademik, juga memiliki sejumlah tugas non-akademik yang penting dalam menunjang fungsi dan perkembangan institusi tempat mereka bekerja.
Adapun tugas non-akademik itu: Pertama, Administrasi dan Manajemen. Mengambil bagian dalam administrasi universitas atau fakultas, termasuk menjabat sebagai dekan, kepala departemen, atau posisi manajerial lainnya. Berpartisipasi dalam komite-komite universitas yang bertanggung jawab atas kebijakan, akreditasi, dan evaluasi program studi.
Kedua, Kepemimpinan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, yaitu membiimbing dan mengembangkan karier dosen-dosen muda dan staf akademik lainnya. Terlibat dalam perekrutan dan seleksi dosen baru serta memberikan penilaian terhadap kinerja staf akademik.
Ketiga, Kerjasama dengan Industri dan Lembaga Lain, yautu membangun dan memelihara hubungan kerja sama dengan industri, pemerintah, dan lembaga lainnya untuk mendukung penelitian, pengembangan kurikulum, dan peluang kerja bagi lulusan. Mengelola proyek-proyek penelitian dan pengembangan yang didanai oleh pihak eksternal.
Keempat, Pengembangan Institusi. Guru besar berperan dalam perencanaan strategis dan pengembangan jangka panjang institusi. Memberikan kontribusi dalam upaya peningkatan reputasi dan daya saing universitas di tingkat nasional dan internasional.
Kelima, Pengabdian kepada Masyarakat. Guru besar melibatkan diri dalam kegiatan pengabdian masyarakat yang memanfaatkan keahlian akademik untuk memberikan solusi terhadap masalah-masalah sosial, ekonomi, atau lingkungan. Mengorganisir atau berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, seperti seminar, workshop, atau program pelatihan.
Keenam, Promosi Ilmu Pengetahuan, yautu guru besar berkontribusi dalam penyebaran ilmu pengetahuan dan teknologi melalui media massa, ceramah umum, atau publikasi non-akademik. Aktif dalam organisasi profesi dan komunitas ilmiah untuk mendorong kemajuan bidang keahlian mereka.
Dengan menjalankan tugas-tugas non-akademik ini, guru besar tidak hanya berkontribusi pada peningkatan kualitas pendidikan dan penelitian, tetapi juga membantu dalam pembangunan institusi yang lebih baik dan berdampak positif bagi masyarakat luas.
Guru besar memiliki peran penting dalam mendiseminasikan nilai-nilai akademik, moral, dan etika kepada mahasiswa, rekan kerja, dan masyarakat luas. Berikut adalah beberapa cara guru besar melaksanakan tugas ini: Pertama, Melalui Pengajaran: Integrasi Nilai dalam Kurikulum: Guru besar mengintegrasikan nilai-nilai akademik, etika, dan moral dalam materi kuliah dan diskusi kelas. Mereka menekankan pentingnya integritas akademik, kejujuran, kerja keras, dan tanggung jawab.
Kedua, Teladan dalam Kelas: Sebagai panutan, guru besar menunjukkan sikap dan perilaku yang mencerminkan nilai-nilai positif seperti rasa hormat, kesopanan, dan dedikasi, menegakkan aturan akademik secara benar.
Ketiga, Melalui Penelitian: yang meliputi (1). Etika Penelitian: Guru besar memastikan bahwa semua penelitian yang dilakukan mengikuti standar etika yang tinggi, termasuk dalam hal pengumpulan data, analisis, dan publikasi hasil. Mereka mengajarkan pentingnya transparansi, akurasi, dan penghindaran plagiarisme. (2). Tema Penelitian yang Bermanfaat: Mereka memilih topik penelitian yang memiliki dampak positif bagi masyarakat, seperti penelitian yang berfokus pada isu-isu sosial, kesehatan, lingkungan, dan teknologi yang berkelanjutan.
Keempat, Melalui Pengabdian kepada Masyarakat: meliputi, Program Sosial dan Edukasi: Guru besar terlibat dalam program-program yang mendiseminasikan nilai-nilai kemanusiaan dan kesadaran sosial. Mereka berpartisipasi dalam kegiatan pengabdian masyarakat yang mendidik dan memberdayakan komunitas. Dan, melalui Ceramah dan Workshop: Mereka memberikan ceramah dan mengadakan workshop yang menekankan pentingnya nilai-nilai etis dalam kehidupan profesional dan pribadi.
Kelima, Melalui Kepemimpinan Akademik: meliputi (1) Membangun Budaya Akademik: Guru besar berperan dalam menciptakan dan memelihara budaya akademik yang positif di institusi mereka, yang menekankan nilai-nilai kerjasama, inklusivitas, dan keunggulan. (2) Mentoring dan Pembimbingan: Mereka membimbing dosen muda dan mahasiswa pascasarjana, menanamkan nilai-nilai profesionalisme, etika kerja, dan komitmen terhadap ilmu pengetahuan.
Keenam, Melalui Publikasi dan Komunikasi: meliputi (1) Artikel dan Buku: Guru besar menulis artikel, buku, dan publikasi lainnya yang tidak hanya menyampaikan pengetahuan ilmiah tetapi juga nilai-nilai etika dan moral. (2) Media Massa dan Sosial: Mereka menggunakan platform media massa dan media sosial untuk menyebarkan pesan-pesan yang mengandung nilai-nilai positif kepada masyarakat luas.
Dengan cara-cara tersebut, guru besar tidak hanya berkontribusi pada pengembangan ilmu pengetahuan tetapi juga pada pembentukan karakter dan nilai-nilai yang penting bagi perkembangan individu dan masyarakat. Termasuk didalamnya adalah menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran, keterbukaan, taat aturan.
Pertanyaan berikutnya ialah, apakah setelah membaca, memahami dan merenungkan betapa beratnya tugas pokok dan fungsi jabatan guru besar dengan segala konsekuensinya itu, masih ada oknum yang kurang kerjaan ingin menjadi guru besar melalui jalan pintas; sehingga mengabaikan etika dan norma akademik. Jika jawabannya “ada” maka sebenarnya yang bersangkutan harus introspeksi dulu, apakah niatnya itu murni dari hati kecil atau dari hati tetangga.
Sementara, jika ada Guru Besar yang benar sudah meraih jabatan ini dengan benar, maka bersiaplah sejatinya anda tidak bisa berhenti berfikir untuk memberikan yang terbaik bagi negeri ini, diantaranya melalui tulisan, gagasan dan ide-ide cemerlang lainnya; sampai ajal menjemput….. Salam Waras. (R-1)
Recent Comments