PORTALLNEWS.ID (Lampung Selatan) – Rektor Institut Teknologi Sumatera (Itera), Prof. I Nyoman Pugeg Aryantha mendorong lulusan Itera untuk mengejar cita-cita dan karier setinggi-tingginya hingga ke luar negeri.
“Dunia semakin terbuka dan kesempatan tidak lagi terbatas pada satu tempat. Jika ada peluang untuk belajar, bekerja, berkarya di luar negeri, ambillah! Kembangkan wawasan, perkuat keahlian, perluas jaringan dan jadilah yang terbaik di bidang saudara. Tetapi, sejauh apapun saudara melangkah, ingatlah satu hal jangan lupakan tanah air! Jadilah maslahat bagi bangsa, karena negeri ini membutuhkan saudara, pemuda-pemudi cerdas, berintegritas, dan berdedikasi,” kata Prof Pugeg Aryantha di depan 918 wisudawan yang mengikuti prosesi Wisuda ke-21 Itera, Sabtu, 26 April 2025, di kampus setempat.
Mungkin, lanjut Pugeg, dalam perjalanan hidup, kita menyaksikan berbagai hal yang membuat hati kecewa karena ketidakadilan, penyimpangan, bahkan kerusakan ditimbulkan oleh sebagian oknum anak bangsa. Namun ingatlah, gelapnya keadaan bukanlah alasan untuk memadamkan cahaya dalam diri kita.
“Jangan pernah berpaling dari tanah air, karena harapan Indonesia tidak terletak pada kekuasaan, melainkan pada generasi muda yang berani bermimpi dan bertindak,” tegasnya.
Dalam konferensi pers usai prosesi wisuda, Pugeg menegaskan, dorongan berkarir di luar negeri tidak ada kaitan dengan tren #kaburajadulu yang digemakan generasi muda Indonesia saat ini, sebab dorongan berkarya ke luar negeri bukan dalam konteks keputusasaan, tetapi memang ada target untuk meningkatkan kualitas dan wawasan secara global.
“Tentu tidak ada kaitannya dengan isu yang berkembang, lebih ke memberikan wawasan berpikir lulusan kita, bahwa meskipun Itera dibentuk untuk membangun Sumatera dan Indonesia, tetapi jangan lupa Itera adalah kampus Teknologi untuk meningkatkan jumlah rasio sarjana saintek, ini sudah menjadi pakem dunia internasional, negara-negara maju. Dengan amanah seperti itu, jadi bukan berarti lulusan Itera hanya di Sumatera, di Indonesia, kita inginkan mereka juga menggemakan Itera karena trend ke depan dunia tidak ada batas, nasional, global sangat cair. Kami berikan penekanan juga bahwa Anda bukan hanya lulusan berwawasan dan berkualitas lokal, atau istilahnya bukan hanya jago kandang, kita juga ingin mereka berkiprah di dunia global,” jelas Pugeg.
Tingkatkan Kompetensi Global Mahasiswa
Mendorong semua itu, lanjut Pugeg, Itera memiliki Pusat Bahasa untuk meningkatkan kompetensi berbahasa asing mahasiswa, terutama bahasa Inggris sebagai bahasa internasional. Selain dijadikan habbit dalam berkomunikasi sehari-hari, juga terintegrasi dalam kurikulum, seperti membuat tugas-tugas kuliah, diskusi, disertasi, presentasi dalam bahasa Inggris.
“Kedua, bagaimana engagement internasional membuka jalan bagi lulusan, kerja sama ke luar sudah semakin banyak, bahkan cukup membanggakan. Setahun terakhir ini kita sangat aktif seperti ke Korea kita ada beberapa kerja sama, ke Jepang, ke Thailand, China. Itu beberapa upaya kita,” kata Pugeg.
Wakil Rektor Bidang Akademik Itera, Prof. Khairurrijal menambahkan, saat ini sudah ada lulusan Itera yang bekerja dan melanjutkan studi ke luar negeri, seperti bekerja di Eropa dan Australia, dan melanjutkan kuliah di China dan Taiwan.
“Secara global, Itera sudah mulai menujukkan peran, tapi karena umur Itera baru sebelas tahun, memang belum terlalu terlihat jumlah lulusan kita (di luar negeri), tetapi peran-peran itu sudah mulai muncul,” tuturnya.
Menurutnya, Itera mendorong kiprah dosen dan lulusan di dunia global dengan membuka kompetisi-kompetisi ke luar negeri, diantaranya melalui beasiswa American Indonesian Exchange Foundation (AMINEF) untuk kuliah di Amerika, serta di tahun sebelumnya beberapa mahasiswa Itera mengikuti program pertukaran mahasiswa internasional melalui Indonesian International Student Mobility Award (IISMA).
Ingin Melanjutkan Studi ke Melbourne
Sementara itu, salah satu lulusan terbaik Itera, Richard Arya Winarta dari Prodi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri berniat melanjutkan pendidikan ke University of Melbourne, Australia, untuk mengambil gelar Master Information Technology.
“Saya sudah menyiapkan essay, CV, rekomendasi akademik dari supervisor saat tugas akhir, rekomendasi dari supervisor organisasi, TOEFL dengan skor 580. Jadi tinggal ijazah dan transkrip nanti menyusul,” ujar Richard.
Menurut Richard, karena saat ini beasiswa LPDP lagi ditutup, maka dia menargetkan untuk lolos mendapatkan beasiswa Australia Awards Scholarship yang diselenggarakan oleh pemerintah Australia.
Richard mengaku tertarik melanjutkan studi ke Australia karena studyculture-nya dan worldculture-nya bagus. “Dan juga University of Melbourne itu rangking 13 di dunia, saya ingin melanjutkan program master information technology supaya inline dengan apa yang telah saya pelajari di Itera,” lanjutnya.
Richard sendiri bercita-cita mengembangkan teknologi informasi di bidang industri pertanian di Lampung. Sebelumnya, dia telah melakukan penelitian di Koperasi Serikat Talenta Karya Unit Bisnis Setara Comodity dengan membuat aplikasi traksaksi digital untuk menjual produk-produk yang ada di koperasi tersebut, seperti kakao, lada dan kopi.
“Sebelumnya saya melakukan penelitian skripsi di Koperasi Talenta Karya ini, kemudian koperasi ini membuka PT Arga Bumi Indonesia yang bergelut di bidang jual beli hasil bumi, rencananya saya mau mengembangkan aplikasi-aplikasi di bidang pertanian dan penjualan hasil-hasil pertanian,” pungkas Richard. (RIN/R-2)
Recent Comments