PORTALLNEWS.ID – Kondisi pandemi Covid-19 menjadi tantangan berat bagi Kepala SMPN 19 Pesawaran, Dra. Uniroh. Sekolahnya yang terletak di daerah blank spot menyebabkan sekolah tidak bisa melakukan pembelajaran virtual bagi siswa.
“Akhirnya saya memutuskan untuk memasukkan internet ke sekolah. Dan, itu harus menarik kabel hingga tiga kilometer dari jalan Gedongtataan hingga ke sekolah,” ujar Uniroh, Jumat (10/9/2021), mengisahkan perjuangannya membuka akses internet bagi sekolah pada awal 2020.
Menurut Uniroh, gebrakan kelas virtual itu langsung dia lakukan begitu beralih tugas dari SMPN 4 Pesawaran ke SMPN 19 Pesawaran.
“Ternyata, selama ini pembelajaran tidak maksimal, hanya lewat grup whatsapp saja, tidak ada tatap muka secara virtual, padahal bagi saya kelas virtual itu sangat penting agar guru dan siswa saling mengenal,” tutur Uniroh.
Dia juga menjalin kerjasama dengan pihak Telkomsel, SMK Telkom, dan pengawas sekolah untuk pelatihan meningkatkan kemampuan guru pada pembelajaran virtual.
“Alhamdulillah, 600 siswa kami juga mendapat bantuan kuota belajar dari Telkomsel,” kata Uniroh yang juga pendiri pendidikan nonformal PKBM Pesona Pulau Tegal ini.
Hal yang sama dilakukan Uniroh bagi 31 siswanya di Pulau Tegal. Kondisi pandemi tidak memungkinkan bagi guru relawan untuk mengajar rutin ke pulau.
“Saya juga perjuangkan bagaimana caranya siswa-siswa di Pulau Tegal juga bisa mengikuti pembelajaran secara virtual. Alhamdulillahnya kami mendapatkan bantuan kuota belajar bagi siswa dari PT Bukit Asam Unit Tarahan Lampung,” tuturnya.
Bersyukur, lanjut Uniroh, sebelumnya, PTBA juga telah membantu penerangan di Pulau dengan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya 5 KWP sehingga siswa bisa men-cash handphone yang menjadi media belajar di masa pandemi ini.
“Bantuan dari PTBA ini tidak hanya bagi siswa saja, tapi juga memberikan keterampilan bagi orangtua siswa yaitu membuat masker untuk ekonomi kreatif masyaarakat pulau,” ujar Uniroh.
Selain PTBA, PKBM Pesona Pulau Tegal juga bekerjasama dengan ACT Bandar Lampung, MRI, Sahabat Sedekah, Lazdai, serta donator pribadi untuk memberikan bantuan sembako dan pangan bagi 39 KK yang tinggal di Pulau Tegal.
“Alhamdulillah, sudah banyak yang memperhatikan anak- anak dan warga pulau, saya pengen juga sih ada yang memperhatikan guru-gurunya, saya pengen nanti ada guru yang permanen di Pulau Tegal,” ujarnya.
Uniroh berharap, perjuangan berat ini segera berakhir saat pembelajaran tatap muka dimulai dengan turunnya kasus Covid-19 di Indonesia.
Recent Comments