PORTALLNEWS.ID (Lampung Selatan) – Wakil Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasiona (BRIN), Prof. Amarulla Octavian mengapresiasi pengelolaan dan perkembangan Kebun Raya Institut Teknologi Sumatera (Itera) yang luarbiasa. Selama dua tahun dibawah binaan BRIN, berbagai koleksi tanaman pohon khas Sumatera yang ditanam di Kebun Raya Itera tumbuh sehat dan subur, seperti pohon sengon yang kini sudah bisa berfungsi sebagai pelindung.
“Dibandingkan dengan yang dikelola pemkot atau pemprov, maka Itera menjadi leading sector dalam pengelolaan dan pengembangan kebun raya,” kata Amarulla pada konferensi pers, di sela kunjungan kerjanya ke Kebun Raya Itera, Kamis, 11 Juli 2024.
Pada kunjungan kerjanya ini, Amarulla hadir bersama Deputi Pemanfaatan Riset dan Inovasi Dr. Hendrian, Plt. Direktur Kemitraan Riset Dan Inovasi Dr. Muhamad Amin. Turut mendampingi Rektor Itera Prof. I Nyoman Pugeg Aryantha, dan Kepala Kebun Raya Itera Alawiyah beserta jajaran.
Amarulla mengatakan, ada 48 kebun raya se-Indonesia yang berada dibawah pembinaan dan pengawasan BRIN, salah satunya Kebun Raya Itera yang memiliki keunikan karena di dalam kampus.
Dia menilai, Kebun Raya Itera diurus dengan sungguh-sungguh oleh pihak kampus. Kebun raya dirancang dengan baik sesuai dengan fungsi-fungsi yang akan dicapai oleh kebun raya.
“Bagaimana manajemennya, SDM-nya, sasarannya, semua dirancang dengan baik. Itera memiliki SDM dosen dengan keahlian tinggi sehingga pengelolaan kebun raya lebih baik,” ujarnya.
“Kita akan menjadikan Kebun Raya Itera sebagai model bagi PTN yang ingin memiliki kebun raya sendiri,” imbuhnya.
Amarulla menjelaskan, fungsi utama kebun raya adalah melindungi semua spesies dan jenis tumbuhan yang ada di Indonesia. Jangan sampai ada tumbuhan yang terbengkalai atau bahkan sampai punah. Sebab, generasi sekarang memiliki kewajiban untuk menyampaikan ke generasi berikutnya.
Riset paling utama dari kebun raya adalah peluang menciptakan spesies-spesies baru yang lebih unggul, misalnya memperbanyak spesies tanaman bambu yang memiliki keunggulan atau tanaman jenis-jenis kayu khas Sumatera yang memiliki keunggulan.
“Intinya kebun raya sebagai laboratorium untuk mendapatkan sumber genetika terbaru,” jelasnya.
Pada kesempatan ini, Amarulla juga menyampaikan bahwa BRIN sedang menyiapkan kebun raya di IKN yang mengoleksi semua jenis tumbuh-tumbuhan se-Indonesia. Ditargetkan Kebun Raya IKN ini bisa mendekati seperti kebun raya di Brazil yang memiliki keanekaragaman cukup tinggi.
Kebun Raya Itera Terbaik 3 Nasional
Rektor Itera Prof. I Nyoman Pugeg Aryantha menyatakan, selama dua tahun dibina oleh BRIN, perkembangan kebun raya di dalam kampus berjalan dengan baik.
“Sudah mendapat penilaian dari BRIN, kita bahkan diberi posisi ketiga nasional,” kata Pugeg.
Hari ini, BRIN memantau progres ke lapangan untuk dijadikan masukan dan di-sharing ke kebun raya lain yang ada di tanah air.
“Tadi kita sudah berdiskusi dalam rangka pengembangan ke depan. Kita tingkatkan terus kebun raya serta fungsinya, baik fungsi konservasi, pendidikan, penelitian, ekologi, wisata, dan lainnya. Semua fungsi itu telah diemban oleh Itera dibawah pimpinan Atu Alawiyah” kata Pugeg.
Dia menambahkan, beberapa program riset Itera dengan LIPI (sebelum berganti nama menjadi BRIN) telah berjalan sejak lama, salah satunya adalah “Mengkarakterisasi Bibit Tanaman Penghijauan Sangon yang Kategori Unggul”.
“Ini sudah kita teliti, dan ada potensi komersialisasi sebagai salah satu penopang pendapatan untuk Itera,” tuturnya.
Selanjutnya, Deputi Pemanfaatan Riset dan Inovasi, Hendrian menegaskan pengelolaan kebun raya bukan sekedar berkebun, tetapi menjadi benteng penjagaan kekayaan Indonesia dalam bentuk tumbuh-tumbuhan.
“Tumbuhan itu memiliki manfaat yang sangat penting, sebagai sumber pangan, obat-obatan, menjaga iklim, dan banyak lagi lainnya. Tumbuhan menjadi sumber keberlangsungan kehidupan manusia, maka kekayaan dalam bentuk tumbuhan harus dijaga betul,” tegasnya.
Plt Direktur Kemitraan Riset dan Inovasi Muhamad Amin menyampaikan, BRIN menambah dua koleksi Kebun Raya Itera, yaitu Nepenthes rafflesiana dan Nepenthes reinwardtiana Miq yang merupakan spesies dari tanaman kantong semar.
Pada kegiatan ini, Waka BRIN juga menanam pohon kayu Resak (Vatica venulosa Blume) yang masuk red list Uni Internasional untuk Konservasi Alam (IUCN) sebagai tanaman terancam punah (critically endangered). Lalu, Rektor Itera menanam pohon kayu Merawan (Hopea odorata Roxb) dengan status Vulnerable atau rentan. (RINDA/R-1)
Recent Comments