PORTALLNEWS.ID (Lampung Selatan) – Proyek Smart Farming System 2.0 dosen Institut Teknologi Sumatera (ITERA) memberikan luaran yang cukup signifikan dalam meningkatkan capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) ITERA.
Ketua Proyek Smart Farming System ITERA Zunanik Mufidah, S.TP., M.Si., mengatakan, kegiatan Smart Farming System 2.0 merupakan kegiatan matching fund batch 2 Kedaireka Kemendikbudristek tahun 2023 yang kembali berhasil diraih oleh tim dosen ITERA.
Smart Farming System merupakan pertanian cerdas berbasis internet of thing (IoT) dan artificial intelligence (AI) dalam mengendalikan racikan pupuk, jadwal pupuk, dan suhu lingkungan tanaman.
Tim peneliti yang terdiri dari 10 dosen dan 15 mahasiswa dari tujuh program studi ITERA merancang aplikasi mobile (app) dan website yang dapat meracik komposisi pupuk sesuai kebutuhan tanaman secara otomatis, dan melakukan pemupukan otomatis sesuai jadwal pemupukan yang telah diinput di aplikasi.
“Nama website atau aplikasinya ITERAHERO. Ini semua berkat adik-adik mahasiswa yang terlibat dalam proyek ini, tanpa mereka semua ini tidak bisa berjalan,” kata Zunanik saat menyampaikan laporan pada kegiatan Launching Smart Farming System 2.0 Institut Teknologi Sumatera, Kamis (14/12/2023), di Kebun Raya ITERA.
Menurutnya, gagasan melakukan pengembagan smart farming system untuk mengubah paradigma masyarakat, terutama anak-anak muda tentang pertanian yang identik dengan kotor, panas, dan kerja fisik. Melalui pertanian cerdas berbasis digital diharapkan bidang pertanian menjadi lebih menarik dan keren di mata generasi muda.
“Mengubah paradigma pertanian yang menarik dan keren ini menjadi upaya saya dan tim, ini persembahan dari kami untuk ITERA dan Indonesia,” tuturnya.
Melalui website atau aplikasi ITERAHERO, pengelola dapat mengendalikan komposisi pupuk, pH pupuk, dan kepekatan larutan pupuk atau PPM sesuai kebutuhan tanaman. Aplikasi juga memiliki fitur untuk mengetahui dan mengendalikan kondisi suhu dan kelembapan dalam green house sehingga tumbuh kembang tanaman terjaga dengan baik.
Tingkatkan IKU ITERA

Lebih lanjut, Zunanik memaparkan, proyek smart farming system tahun kedua ini mampu memberikan luaran yang meningkatkan capaian IKU ITERA. Diantaranya menyumbang skor untuk IKU 2, yakni mahasiswa yang berkegiatan di luar kampus. Smart farming system melibatkan 15 mahasiswa MBKM dengan rekognisi 20 SKS.
Juga menyumbang skor untuk IKU 5 tentang dosen yang berkegiatan di luar kampus.
“Ada 10 dosen dari tujuh program studi yang terlibat dalam proyek ini. Juga ada luaran penelitian berupa tiga jurnal dan satu konferensi internasional,” kata Zunanik saat
Selain itu, terdapat luaran tambahan berupa 10 buku dan referensi bahan ajar yang telah memiliki hak cipta.
“Saat ini kami juga mengajukan dua hak paten dari hasil penelitian dan pengabdian smart farming system ini,” jelasnya.
Sementara itu, Wakil Rektor Bidang Umum dan Keuangan ITERA Dr. Rahayu Sulistyorini, S.T., M.T., yang mewakili Rektor ITERA memberikan apreasiasi kepada tim dosen dan mahasiswa smart farming.
“Ini menjadi pengayaan bagi kita supaya kita memulai pertanian berbasis teknologi. Ini yang pertama, ke depan bisa dikembangkan smart system yang lainnya, seperti smart building,” kata Rahayu.
Dia meminta tiga dekan baru yang telah dilantik untuk mengembangkan berbagai aplikasi digital dalam mendukung sistem manajemen, pelayanan publik dan keuangan ITERA ke depannya.
“(Inovasi) ini bisa menjadi jualan ITERA kepada stakeholder dan lembaga-lembaga terkait, kalau bisa sampai ke Kementrian. Launching ini menjadi bukti karya dan inovasi yang dilakukan civitas akademik ITERA,” ujarnya.
Rahayu juga mengucapkan terimakasih kepada mitra atau rekanan yang berkolaborasi dengan ITERA dalam proyek smart farming system tersebut.
“Mudah-mudahan kerja sama kita tidak berhenti sampai di sini, kerja sama bisa dilanjutkan misalnya di bidang pemasaran teknologinya,” pungkas Rahayu.
Launching Smart Farming System secara simbolis dilakukan dengan menggunting pita di depan green house yang berisi tanaman melon dan pumpkin. (RINDA/R1)
Recent Comments