PORTALLNEWS.ID (Bandar Lampung) – Pengamat Ekonomi Universitas Lampung (Unila), Prof. Nairobi menyatakan di tengah ancaman resesi global, perekonomian Indonesia akan mampu bertahan stabil karena memiliki bumper sektor pertanian dan UMKM.
Guru Besar Bidang Ilmu Ekonomi Publik FEB Unila, Prof. Dr. Nairobi S.E., M.Si., mengatakan, sekitar 70% perekonomian Indonesia didukung oleh sektor pertanian. Sektor ini selalu menyelamatkan Indonesia dari berbagai krisis yang melanda dunia, termasuk resesi global yang diprediksi terjadi pada tahun ini.
“Karena pada prinsipnya kebutuhan pangan itu akan dibutuhkan oleh semua orang, baik dalam kondisi krisis ataupun tidak krisis. Di luar negeri itu kan mereka juga butuh pangan. Tinggal bagaimana kita produksi di Indonesia itu bisa diolah agar memiliki daya simpan yang lebih lama, ya melalui program hilirisasi produk,” kata Dekan FEB Unila ini.
Dia memaparkan, Indonesia memiliki sumber daya alam yang bagus, sektor pertanian dan perkebunan tumbuh dengan baik dan menjadi penolong di masa krisis. Berbeda dengan negara lain yang tidak memiliki sumber daya alam seperti Indonesia, hal ini lah yang menyebabkan banyak negara ikut terseret dalam resesi.
“Ketahanan pangan Indonesia tidak akan terpengaruh besar dengan resesi karena kita tidak impor makanan, beras, singkong, jagung, semua cukup menyelamatkan, belum lagi palawija. Kalau saya optimis Indonesia cepat bangkit, karena 70% sektor itu adalah pertanian, maka walaupun terjadi krisis, tidak akan terganggu besar, hanya shock sebentar, tapi akan bangkit lebih cepat. Indonesia ini punya bumper perekonomian, yaitu sektor pertanian ini,” ujarnya.
Nairobi juga membandingkan petani Indonesia yang tidak terlalu bergantung dengan dana pinjaman dari perbankan, berbeda dengan di luar negeri yang sebagian besar petani berteknologi tinggi dan sangat tergantung dengan pinjaman bank. Hal ini juga menguntungkan Indonesia, sebab petani Indonesia tidak akan terpengaruh besar dengan kenaikan ataupun penurunan suku bunga bank.
“Kalau di Indonesia, penggunaan dana bank oleh petani itu tidak terlalu besar ya. Saya tidak punya data pastinya, tetapi menurut saya sebagian besar petani tidak terlalu tergantung kepada dana bank, sehingga tingkat bunga tinggi pun, tidak terpengaruh secara langsung, petani tetap bisa berproduksi, menghasilkan produk-produk pertanian,” katanya.
Dia menyatakan, pemerintah dapat meningkatkan kualitas dan produktifitas sektor pertanian dengan melakukan hilirisasi produk sehingga produk-produk pertanian dapat diekspor dengan nilai jual yang lebih tinggi.
“Ke depan itu justru sektor pertanian ini (harapan ekonomi Indonesia), bukan hanya sekarang ini. Nah, bagaimana pemerintah Indonesia meningkatkan produktifitas dan kualitas sektor pertanian,” tuturnya.
Selain sektor pertanian, lanjut Nairobi UMKM juga menjadi penyokong perekonomian Indonesia di masa krisis. Menurut dia, UMKM juga tidak akan berdampak terlalu besar juga oleh resesi global karena sebagian besar UMKM menggunakan bahan-bahan dalam negeri dengan pasar dalam negeri. Hal ini terbukti, dalam berbagai kondisi krisis, UMKM mampu bertahan dan terus tumbuh.
“Ya memang, dalam kondisi saat ini, yang harus bekerja keras adalah pemerintah. Pemerintah harus benar-benar melindungi masyarakat dengan menjaga harga stabil, kondisi yang aman, masyarakat bisa bergerak ke mana saja. Di situ lah nanti kelihatan negara berhasil atau tidak berhasil menyelamatkan masyarakat,” katanya.
Dia juga memberikan saran kepada masyarakat untuk mampu memilah kebutuhan primer, sekunder, dan tersier di masa resesi ini. Masyarakat diimbau untuk berhemat dulu, sama seperti investor yang wait and see melihat pertumbuhan ekonomi dunia.
“Nah, ini kan bagi masyarakat yang memiliki uang, bagaimana dengan masyarakat yang tidak memiliki uang, ya mau tidak mau siap-siap bekerja lebih keras lagi, lebih produktif lagi,” pungkasnya. (RINDA/R-1)
Recent Comments