PORTALLNEWS.ID (Bandar Lampung) – Sebanyak 40 tenant binaan Sentra Inovasi dan Inkubasi Bisnis (Sikubis) Lembaga Penelitian dan pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M) Universitas Lampung (Unila) menerima bantuan fasilitas pengembangan inkubator sebesar Rp549.800.000 dari Kementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia.
Penyerahan bantuan dilakukan secara simbolis oleh Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki kepada Rektor Unila Prof. Dr. Karomani, M.Si., didampingi Ketua LP2M Dr. Lusmeilia Afriani, D.E.A., di GSG Unila, Rabu siang, 8 September 2021.
Acara penyerahan turut dihadiri Gubernur Provinsi Lampung Ir. Arinal Djunaidi, Deputi kewirausahaan Siti Azizah, deputi perkoperasian, asdep Pengembangan Teknologi Informasi dan Inkubasi Usaha, dirut LPDB-KUMKM, kepala Kanwil DJPB Provinsi Lampung, kepala BI Perwakilan Provinsi Lampung, beserta jajaran pimpinan di lingkungan Unila.
Dalam acara itu dilakukan pula penyerahan bantuan wirausaha pemula di Provinsi Lampung senilai Rp135 juta untuk 23 wirausaha pemula yang tersebar di berbagai daerah.
Penyerahan dilakukan oleh Deputi Kewirausahaan Siti Azizah kepada perwakilan wirausaha pemula daerah Pesawaran Winda Wijayanti, pengusaha kopi bubuk dari Gedong Tataan, dan Renita, pengusaha Batik Tapis asal Negeri Katon.
Prof. Karomani menyampaikan, sebagai bagian dari kinerja Unila, kerja sama inovasi dan bisnis dapat memberikan dampak lebih luas pada bidang pengabdian khususnya bagi masyarakat Lampung.
Saat ini, katanya, Sikubis LP2M Unila mendampingi 40 tenant yang memproduksi produk. Jenis produk di antaranya, keripik pisang, pempek, minuman kopi yang merupakan komoditas utama Lampung, informasi teknologi berbasis aplikasi, dan ekonomi kreatif kerajinan Lampung.
Ini merupakan kesempatan Unila untuk memberi manfaat lebih luas melalui pemberian informasi dan jaringan pasar, pendampingan, serta peningkatan kapasitas teknologi informasi sebagai daya dukung terhadap peningkatan daya saing UMKM di Indonesia.
“Terima kasih banyak atas kerja sama dan dukungan yang diberikan Kementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia kepada Unila. Semoga kerja sama ini dapat berkelanjutan,” ujar Prof. Karomani.
Sementara Teten Masduki mengutarakan, pemerintah telah mengubah pendekatan pendampingan UMKM dan koperasi dari pendekatan birokrasi ke pendekatan profesional atau pendekatan bisnis.
Inkubator bisnis, baik pada kampus swasta maupun negeri menjadi partner penting dalam membina dan mengembangkan UMKM sehingga usahanya bisa berkembang.
Adapun target yang ingin dicapai adalah bertambahnya jumlah kewirausahaan yang saat ini persentasenya masih rendah, yakni 3,47%. Persentasi ini masih rendah dibandingkan Singapura yang mencapai 8,9%, Malaysia 4%, dan 12% di negara-negara maju.
Indonesia pada tahun 2045 diprediksi oleh berbagai lembaga dunia berpotensi menjadi negara maju. Sementara salah satu syarat menjadi negara maju yaitu persentase kewirausahaannya mencapai 4%.
“Karena itu kita harus bekerja keras, bagaimana segera menghadirkan para wirausahawan baru yang membawa kita sampai ke 4%,” katanya.
Teten melanjutkan, peran inkubator bisnis di kampus ini menjadi sangat penting karena Kementerian Koperasi dan UKM tengah membidik wirausahawan muda berlatar belakang pendidikan yang baik, seperti di kampus, untuk dierami, ditetaskan, dan dibesarkan.
“Mudah-mudahan fasilitasi kami ini bisa mengawali pengembangan program inkubasi di Unila,” ujarnya.
Agenda penyerahan bantuan oleh menteri dillanjutkan dengan kunjungan ke 40 tenant dampingan LP2M Unila yang membuka booth stand makanan di pelataran Gedung Serbaguna Unila.
Recent Comments