PORTALLNEWS.ID – Pihak BMKG Radin Inten II menjelaskan tanda-tanda akan terjadinya puting beliung agar masyarakat waspada terhadap dampak yang akan ditimbulkan oleh peristiwa tersebut.
Dalam satu hari kemarin, Senin (8/2/2021), tiga lokasi di Provinsi Lampung dihantam angin puting beliung, yaitu Pantai Klara Pesawaran, Pasir Sakti Lampung Timur, dan wilayah di Pesisir Barat.
Tidak ada korban jiwa dalam musibah ini, tapi puluhan rumah warga porak poranda akibat angin puting beliung. Ditaksir kerugian mencapai ratusan juta rupiah.
Kasi Data dan Informasi BMKG Stasiun Radin Inten II Bandar Lampung, Rudi Harianto mengatakan berdasarkan citra radar BMKG pada Senin sekitar 15.30 WIB terpantau awan kumulonimbus yang bergerak relatif cepat di tiga lokasi kejadian puting beliung, yaitu Pantai Klara, Pasir Sakti, dan Pesisir Barat.
Rudi menjelaskan, puting beliung sebenarnya adalah angin atau kebocoran dari awan kumulonimbus yang disebabkan oleh perbedaan tekanan yang signifikan antara wilayah daratan dan lapisan permukaan atau lapisan atas.
“Sehingga dengan adanya kebocoran itu terjadilah puting beliung,” tutur Rudi.
Pergerakan awan-awan kumulonimbus ini terjadi di puncak musim penghujan. Diprakirakan puncak musim penghujan terjadi selama Januari dan Februari 2021.
Rudi mengingatkan masyarakat untuk waspada dengan kemungkinan terjadinya angin puting beliung di daratan Lampung.
Berita terkait : Puluhan Rumah Warga Pasir Sakti Rusak Diterjang Puting Beliung
Portal LNews TV
Dia menjelaskan, tanda-tanda akan terjadinya angin puting beliung, yaitu pada siang hari mulai pukul 12.00 WIB atau pukul 14.00 WIB terasa panas atau gerah diikuti semilir angin yang dingin. Dari pandangan mata terlihat ada awan kumulonimbus atau awan hitam pekat yang tidak terlalu tinggi.
“Masyarakat yang ada di sekitar wilayah itu perlu waspada karena salah satu karakteristik atau ciri akan terjadinya puting beliung itu ditandai dengan udara yang cendrung sumuk atau panas, angin semilir yang cenderung dingin-dingin gitu. Terus tahu-tahu turun hujan, biasanya sebelum hujan ada angin kencang, seperti itu,” katanya.
Menurut Rudi, berdasarkan pemantauan BMKG masih terlihat pergerakan awan-awan kumulonimbus yang ada di Samudera Hindia atau Barat Lampung. Pergerakan awan-awan kumulonimbud ini diprakirakan bisa memasuki wilayah daratan Provinsi Lampung.
“Puting beliung sangat mungkin bisa terjadi, tetapi untuk tempat dan jam kejadiannya itu yang BMKG belum bisa memprediksinya karena pergerakan awan itu tergantung kecepatan angin,” kata Rudi.
Jika angin bertiup sangat kencang, kemungkinan awan-awan kumulonimbus hanya melewati daratan Lampung. Namun, jika ada perlambatan kecepatan angin di wilayah daratan tertentu, maka puting beliung bisa terjadi di wilayah tersebut.