PORTALLNEWS.ID (Bandar Lampung) – Pemerintah Provinsi Lampung menggelar Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. 1446 Hijriah di Balai Keratun, Rabu (25/9/24). Pj. Gubernur Lampung Samsudin dan seluruh Forkopimda hadir pada acara yang diisi tausiah oleh Ust. Mahmudin Bunyamin ini. Dalam ceramahnya, dosen UIN Lampung bergelar Doktor itu mengatakan, tak perlu mencari sosok lain untuk selamat dunia akhirat. “Cukup Rasulullah teladan kita,” kata dia.
Acara terasa berwibawa karena Danrem Garuda Hitam Brigjen TNI Rikas Hidayatullah, Kapolda Lampung Irjen. Pol. Helmy Santika, dan para pimpinan lembaga negara lain hadir. Dalam sambutan pengantarnya, Samsudin mengajak seluruh elemen di Lampung untuk menciptakan situasi kondusif, terlebih menjelang Pilkada serentak 2024.
“Atas nama Pemerintah Provinsi Lampung, saya menyampaikan apresiasi kepada seluruh jajaran Forkopimda dan semua elemen masyarakat yang terus menjaga situasi kondusif di daerah yang kita cintai ini. Sebentar lagi ada Pilkada serentak, saya mengimbau agar pesta demokrasi ini menghasilkan pimpinan terbaik,” kata Pj. Gubernur yang juga bergelar doktor itu.
Tentang keteladanan Rasulullah Muhammad SAW., Ustaz Mahmudin Bunyamin meyakinkan setiap muslim tidak akan tersesat dengan petunjuk yang dibawa nabi akhir zaman itu. Ia mengakui tokoh-tokoh lain yang kemudian menjadi panutan orang, kata dia, tokoh itu pasti punya sisi gelap yang tidak bisa dicontoh.
“Beliau Rasulullah adalah manusia paling sempurna, paripurna, dan tanpa cela. Gelar amanah, siddiq, tablik, fathonah yang disandang Rasulullah tidak terbantahkan, bahkan sebelum beliau lahir,” kata dai yang sejak SMA hingga kuliah belajar di Mekah, Arab Saudi itu.
Menjadikan perilaku Rasulullah sebagai role model keseharian hidup adalah jaminan selamat dunia akhirat. Syafaatnya, kata dia, tidak hanya berlaku bagi umat muslim, tetapi juga bagi semua manusia yang memiliki rasa respek terhadap kehadirannya ke dunia.
“Kita diingatkan oleh Qur’an Surat Al Lahab yang berkisah tentang seorang paman Nabi bernama Abu Lahap. Hingga akhir hayat, Abu Lahap tetap kafir dan ditetapkan Allah SWT di neraka. Namun, siksaan neraka bagi Abu Lahap berhenti setiap hari Senin. Mengapa? Karena Abu Lahap ikut merasa senang saat mendengar kabar keponakannya yang bernama Muhammad lahir pada hari Senin,” kisah dia.
Mahmudin mengatakan, berbagai upaya sistematis, dari yang bersaksi hingga yang menggunakan pendekatan ilmiah dari banyak kalangan yang ingin mencari sisi gelap Rasulullah. Berbagai buku berisi propaganda hitam, termasuk dari urusan privat, selalu terbantahkan dan tidak terbukti. Propaganda miring itu di kemudian hari justru berbalik menjadi penguat kebenaran Islam.
“Zaman terus berubah dan kehidupan semakin canggih. Ada juga orang yang berpendapat sunnah Nabi sudah tidak relevan lagi di kehidupan modern saat ini. Namun, pendapat itu juga terus tertolak. Relevansi antara sunnah Nabi dengan kehidupan saat ini memang bukan teks, tetapi ada pada konteksnya. Dan, hanya orang-orang yang berpikir yang bisa menangkap relevasi itu,” kata Mahmudin.
Dalam konteks kehidupan, kata Mahmudin, Rasulullah adalah sosok kepala negara atau khalifah, sosok imam, sosok panglima perang, sosok suami, sosok pedagang, sosok teman, dan sosok-sosok lain yang bisa bergaul dengan setara.
“Beliaun menyapa istrinya dengan atribut terbaiknya, mau melakukan pekerjaan domestik rumah tangga, garang di medan perang, periang ketika bersama sahabat, setara dengan makanannya, dan tidak jumawa saat berkuasa. Itulah mengapa beliau tidak pernah stres, tidak ada istilah post power syndrome, dan tetapi mendapat penghormatan umat sedemikian tinggi. Maka, cukuplah Rasulullah sebagai teladan kita, bukan yang lain,” kata dia.
Acara diakhiri dengan doa yang diimami KH Ihya Ulumuddin. Dalam do’anya, beliau memohon keberkahan, keselamatan, dan kemajuan bagi Provinsi Lampung serta seluruh masyarakatnya. (R-1)
Recent Comments