PORTALLNEWS.ID — Relawan Eva Dwiana- Deddy Amarullah yang tergabung dalam Koalisi Rakyat Bandar Lampung Peduli Demokrasi yang Sehat (Koar Bandes) menyatakan sikap siap turun ke jalan guna menolak putusan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Lampung, dan Komisi Pemilihan Umum (KPU) kota Bandar Lampung, yang membatalkan pasangan calon nomor urut tiga sebagai pasangan calon Walikota dan wakil walikota Bandar Lampung, Senin (11/01/2021).
Ketua Paguyuban Projo Pandowo Lampung Nuryono mengatakan.atas keputusan KPU dan Bawaslu yang menganulir kemenangan Eva Dwiana – Deddy Amrullah.
Phaknya bersama seluruh relawan menyatakan sikap untuk memperjuangkan Eva Dwiana – Dedy Amrullah yang memperoleh 57 persen lebih suara rakyat.
“Mau dikemanakan suara itu, Kita harus tolak, memangnya kita ini dianggap apa?
Kita kirim surat ke MA dan kawal prosesnya,” ungakpnya saat menyampaikan pernyataan sikap di posko pemenangan Eva Deddy yang berada di kecamatan Langkapura, Senin (11/01/2021).
Relawan yang tergabung dalam Asam Pade, Kasno, mengungkan pihaknya kaget mendengar putusan Bawaslu.
Keputusan Bawaslu itu menyakiti semua relawan.
“kita sudah rapat bersama seluruh anggota, dan menyatakan kita siap demo ke KPU dan Bawaslu, bila harus demo,” ungkapnya.
Perwakilan Saiyo Sakato Adam Sikumbang mengatakan, pihaknya memiliki semangat yang sama.
Dirinya mengaku, saat pengumuman Bawaslu, ketua relawan langsung menyatakan sikap bawah keputusan tersebut adalah “miris dan sadis”, dan ternilai Mencari-cari kesalahan
“Faktanya dalam pileg kemarin, suara Eva langsung mendapat 4 kursi dapil. Dalam masa kampanye, Kita diwanti-wanti semua relawan untuk menimalisir kesalahan. Orang-orang yang mencari kesalahan itu tidak jantan, apakah Bawaslu dan KPU tidak lagi melihat suara Eva yang tidak mampu dilampaui oleh lawan.
Kita hargai keputusan dari Bawaslu dan KPU tetapi apa lembaga tersebut tidak melihat hal suara rakyat,” ujarnya.
Hal ini juga disampaikan, ketua dari relawan sahabat Eva-Deddy, Juawanda. Pihaknya mengaku sejak awal ikut serta dan turun langsung ikut kampanye dari gang ke gang, dan tidak ada kami membagikan politik uang politik uang.
“Saya juga mantan penyelenggara. Bawaslu telah memperkosa kedaulatan rakyat,” tandasnya.