PORTALLNEWS.ID (Pahawang) – Yayasan Pesona Siygh Hati berkolaborasi dengan Rumah Inggris Lampung menggelar kegiatan English Camp bagi warga Pulau Pahawang, Pesawaran. Pembelajaran keterampilan berbahasa Inggris secara intensif ini didukung secara penuh oleh PT Bukit Asam Unit Pelabuhan Tarahan melalui Program ESPIA-BA (English Sidodadi Pahawang Initiation Academy-Beyond Achievement).
Koordinator Pelaksana English Camp Pahawang, Uniroh mengatakan, Yayasan Pesona Siygh Hati bersama PT Bukit Asam menginisiasi kegiatan English Camp agar memberi manfaat yang berkelanjutan bagi warga pulau Pahawang.
“Saya ingin melihat Pulau Pahawang setara dengan tempat wisata lain. Jadi, kegiatan bahasa Inggris ini bukan sekedar belajar keterampilan bahasa, tetapi juga keramahan kita dalam menyambut para wisatawan,” kata Uniroh.
Dengan begitu, para wisatawan asing yang datang ke Pulau Pahawang bisa nyaman dan lancar berkomunikasi dengan masyarakat lokal.
Menurut Uniroh, pada tahap pertama ini, kegiatan English Camp akan dilaksanakan minimal 8 kali pertemuan dan maksimal 10 kali pertemuan.
“Kami berharap, dari 20 orang yang mengikuti kegiatan ini, minimal ada dua yang menonjol sehingga di Pahawang ini nanti bisa ada les bahasa Inggrisnya,” kata Uniroh.
Dia menyatakan, kegiatan English Camp menjadi pilot project di Pulau Pahawang yang tidak hanya mengasah kemampuan bahasa peserta, tetapi yang paling utama adalah menumbuhkan semangat belajar masyarakat Pahawang.
Pihaknya mengajak Rumah Inggris Lampung untuk berkolaborasi dalam kegiatan ini, karena Rumah Inggris Lampung sudah memiliki pengalaman menggelar kegiatan serupa dengan mengadopsi sistem pembelajaran seperti di Kampung Bahasa Inggris Pare.
“Tim Rumah Inggris ini adalah orang-orang yang luar biasa. Jadi, jangan sia-sia kan kehadiran mereka. Saya berharap semua peserta bisa mengikuti kegiatan dengan sungguh-sungguh agar benar-benar mendapatkan manfaatnya,” kata Uniroh.
Bahasa Inggris Jadi Kebutuhan

Dalam sambutannya, Perwakilan PT Bukit Asam, Mursya Vederly menjelaskan, Program ESPIA-BA tidak hanya akan dilakukan di Pulau Pahawang, tetapi juga akan berkembang ke Sidodadi dan Pesawaran secara umum.
Menurut Mursya, selama ini bahasa Inggris dianggap komoditas mahal, padahal bahasa Inggris sudah menjadi suatu kebutuhan, mirip komoditas pangan dan sandang.
“Mengingat Pulau Pahawang adalah daerah destinasi wisata sehingga bahasa Inggris merupakan kemampuan yang tidak bisa ditawar-tawar lagi,” kata Mursya.
Oleh sebab itu, bahasa Inggris harus digunakan dalam keseharian. Jangan malu untuk berkomunikasi menggunakan bahasa Inggris. Begitu juga, saat mendengar orang berbahasa Inggris jangan dianggap sok-sok an, karena kemampuan bahasa Inggris itu dibutuhkan dalam membangun wisata Pahawang.
“Masayarakat Pahawang harus punya kemampuan bahasa yang setara dengan bule-bule itu, jadi kita tidak termarginalkan,” ujarnya.
Mursya mencontohkan wisata di Bali, sejak dari bandara, masyarakat lokal Bali sudah menggunakan bahasa Inggris menyambut para wisatawan asing, begitu juga saat di travel, hotel, pedagang, hingga warga lokal, semua sudah bisa berbahasa Inggris.
“Begitu turun di airport Bali, semua sudah bisa bahasa Inggris, ketemu tukang siomay, ketemu warga, ketemu anak-anak yang lagi main, bisa berbahasa Inggris semua. Nah, kita bisa mulai ini di Pahawang, bagaimana semua warganya bisa berbahasa Inggris,” kata Mursya.
Mengubah Mindset

Sementara, Mr Ahmad dari Rumah Inggris Lampung mengatakan, sebenarnya untuk bisa berkomunikasi menggunakan bahasa Inggris perlu mengubah mindset terlebih dahulu. Sebab, kerap sekali seseorang enggan berkomunikasi menggunakan bahasa Inggris karena takut salah. Padahal, itu justru keliru, karena untuk terampil berbahasa Inggris, maka bahasa tersebut harus digunakan dalam percakapan sehari-hari.
“Tidak perlu takut salah saat menggunakan bahasa Inggris, kita di sini semua belajar. Tidak ada kata telat untuk belajar,” katanya.
Menurutnya, selama ini Rumah Inggris Lampung menyelenggarakan kegiatan English Camp secara indoor. Dengan konsep kegiatan outdoor di Pahawang, dia yakin pembelajaran akan berlangsung dengan lebih menyenangkan.
“Belajar di alam akan lebih menyenangkan, di sini ada laut, ada burung-burung, suasananya fresh,” ujarnya.
Tim Rumah Inggris Lampung yang akan menjadi tutor terdiri dari tiga orang, yakni Mr. Ahmad, Mr. Dika dan Miss Paul. Mereka akan melatih sekitar 30 peserta yang merupakan warga Pulau Pahawang dan sekitarnya.
“Fokus kegiatan adalah melatih rasa percaya diri peserta menggunakan bahasa Inggris. Jadi lebih ke speaking, berani berbicara dalam bahasa Inggris,” timpal Miss Paul.
Koordinator Lapangan, Yulianti, yang juga warga Kepala SD Negeri Pahawang berharap dengan terlaksanakannya kegiatan English Camp ini, Pulau Pahawang bisa semakin bersinar.
“Terimakasih atas program dari Yayasan Pesona Siygh Hati, Rumah Inggris Lampung dan PT Bukit Asam. Jadi, kalau ada bule nyasar, kita tidak lagi pakai bahasa isyarat,” kata Yulianti yang akrab disapa Teh Iyung ini sambil tertawa.
“Karena selama ini kita cuma bisa bilang I love you dan goodmorning saja,” tambahnya.
Dia berharap, program ini bisa berkelanjutan mengingat kemampuan bahasa Inggris menjadi kebutuhan yang sangat penting bagi masyarakat Pulau Pahawang. (RINDA/R-1)
Recent Comments