PORTALLNEWS.ID (Bandar Lampung) – Tim mahasiswa Universitas Lampung (Unila) dari FKIP, FMIPA, dan Fakultas Teknik menciptakan inovasi alat pendeteksi lokasi ikan yang diberi nama Aqtiadta (Aqua Time Adventage Tanggamus). Aqtiadta berupa prototipe jam digital sebagai solusi inovatif untuk para nelayan di daerah Tanggamus.
Tim mahasiswa terdiri dari Hadi Wijoyo, Budi Cahyono, Deni Anggara, Tiara Katrina, dan Shabil Ramadhan, dibawah bimbingan dosen Suroto, S.Pd., M.Pd.
Hadi Wijoyo mengatakan, inovasi ini dilatarbelakangi oleh para nelayan di Tanggamus yang belum bisa mendapatkan hasil tangkapan ikan secara maksimal karena metode penangkapan dan alat yang kurang memadai, serta faktor cuaca yang tidak menentu.
“Kabupaten Tanggamus memiliki wilayah perairan yang luas dan hasil kekayaan laut yang melimpah. Namun sayangnya, masih banyak masyarakat di daerah tersebut yang tergolong kurang mampu, sehingga belum bisa memanfaatkan hasil lautnya dengan optimal,” kata Hadi Wijoyo, Sabtu, 14 September 2024.
Menurut Hadi, inovasi Aqtiadta dinyatakan lolos Pekan Kreativitas Mahasiswa bidang Karsa Cipta (PKM-KC) dan mendapat pendanaan dari Ditjen Dikti.
Dia menjelaskan, produk Aqtiadta membantu memudahkan aktivitas nelayan ketika sedang berada di lautan. Melalui Aqtiadta, para nelayan bisa mengetahui dimana titik/tempat berkumpulnya ikan, menentukan cuaca di sebuah lokasi, serta menangkap sinyal mengenai info keselamatan bagi para nelayan saat di laut.
Proses penelitian dimulai dari observasi lapangan di Kabupaten Tanggamus untuk mengumpulkan data, mengamati kondisi laut, sekaligus melakukan wawancara terkait kebutuhan nelayan, permasalahan yang dihadapi oleh para nelayan, serta tantangan dan juga hambatan ketika sedang melaut.
Menurut Hadi, kunci keberhasilan dan keunggulan alat inovasi Aqtiadta sehingga bisa lolos PKM-KC adalah memenuhi syarat teknis sesuai buku panduan PKM 2024.
“Sebenarnya, ada banyak proposal PKM yang memiliki ide yang menarik dan unggul, tetapi belum sesuai dengan buku panduan PKM-nya. Padahal, salah satu kunci agar bisa lolos pendanaan dan persyaratan administrasi internal (Universitas) adalah sesuai dengan aturan dana memahami pedoman yang dibuat” ujar mahasiswa Pendidikan Ekonomi ini.
Dilansir dari akun instagram @jamdigital_pkmkcunila, fokus utama prototipe Aqtiadta ini terletak pada hasil dari gabungan beberapa komponen seperti papan uji coba atau Bread Board, Mikrokontroller Arduino UNO, serta Oled atau display untuk menampilkan jam digital secara real time di layar.
Produk jam pada Aqtiadta ini juga mampu menampilkan waktu secara real time yang dilengkapi dengan modul RTC DS3231. Selain itu, alat pendeteksi Aqtiadta juga menggunakan arduino dan sensor ultrasonik yang digunakan untuk mengukur objek jarak serta dilengkapi dengan motor servo.
Tim PKM-KC Jam Digital berharap, produk inovasi ini dapat menginspirasi mahasiswa lain untuk melakukan penelitian PKM yang berdampak dan menunjukkan kepada masyarakat betapa pentingnya teknologi untuk mengatasi masalah sosial ekonomi.
Tentunya, inovasi ini juga diharapkan dapat membantu pembangunan daerah dan berdampak langsung kepada masyarakat.
“Motivasi kami dalam pembuatan produk inovasi Aqtiadta ini tentunya adalah tanggung jawab. Setiap usaha yang kami peroleh, pendanaan, serta permasalahan yang dialami oleh para nelayan khususnya di Tanggamus harus segera ditindak lanjuti. Kami menemukan potensi dari banyaknya masyarakat yang berprofesi sebagai nelayan, agar sumber penghasilan mereka juga semakin meningkat. “ ujar Hadi
Bagi tim PKM Jam Digital, proyek ini diharapkan dapat menjadi langkah awal menuju perubahan yang lebih besar, dimana teknologi lokal dapat bersinergi dengan kebutuhan masyarakat untuk menciptakan masa depan yang lebih cerah bagi para nelayan. (R-1)
Recent Comments