PORTALLNEWS.ID – Sejak diberlakukannya PJJ atau Pembelajaran Jarak Jauh selama masa pandemi Covid-19, dunia pendidikan adalah yang paling lama menerima dampaknya.
Orangtua dipaksa menerima kenyataan bahwa anak-anak mereka harus menjalani proses pendidikan dari rumah secara dalam jaringan (daring).
Orangtua mulai mengatur strategi. Di awal–awal pandemi sangat terasa kesulitannya. Ya, semua harus berubah. Biasanya, di pagi hari, Ibu hanya sibuk menyiapkan sarapan dan kebutuhan anak-anak untuk ke sekolah, atau menyiapkan kebutuhan suami berangkat kerja.
Namun, sekarang, mendapat tugas tambahan mendampingi anak-anak belajar di rumah, bahkan ikut mengajarkan anak-anak agar tidak ketinggalan pelajaran.
Hampir setahun berjalan seperti ini. Rangkaian protes orangtua, keluhan serta curhatan menghiasi jagad maya di media sosial atau yang langsung disampaikan ke pihak sekolah.
Sebagian besar orangtua merasa tidak tahan menjalankan proses seperti ini. Ini seperti beban tambahan yang sangat berat. Ibu-ibu yang biasanya tenang bekerja di kantor, menjadi khawatir meninggalkan anak mereka di rumah karena anak-anak berhadapan dengan dunia internet.
Pihak sekolah juga tak mau disalahkan sebab sekolah hanya menjalankan amanah sesuai arahan pemerintah yang menjadi pengambil kebijakan. Sekolah bekerja berdasarkan aturan yang ada.
Dituntut Kreatif dan Inovatif
Sejak dikeluarkannya SK Menteri Pendidikan tanggal 17 Maret 2020 No. 36962/MP.A/HK/2020 tentang Pembelajaran Secara Daring dan Bekerja dari Rumah dalam Rangka Pencegahan Penyebaran Coronavirus disease (Covid-19) Nomor 4 poin a, b, dan c, menyatakan bahwa pembelajaran dilakukan secara daring.
Berdasarkan aturan itu, semua guru dan karyawan melakukan proses bekerja dari rumah, tentunya tanpa mengurangi kinerja dan tanggungjawab sebagai pendidik.
Perubahan ini juga menuntut kreatifitas, inovasi, efektifitas, inisiatif, kemandirian, berpikir positif, dan tentunya kesabaran para guru.
Pihak sekolah berupaya kemaksimal mungkin untuk memberikan yang terbaik dalam mendidik generasi bangsa. Bahkan tak terkecuali, pemerintah juga memberikan perhatian besar terhadap keberlangsungan pendidikan ini.
Dana BOS di tambah anggarannya pada kuartal akhir tahun 2020 yang semuanya di anggarkan untuk menunjang proses pembelajaran selama masa pandemi.
Kerjasama juga digulirkan terutama dengan provider penyedia jasa internet dan data. Intinya pendidikan tetap menjadi prioritas utama.
Lahirkan Generasi Tangguh
Kembali kepada orangtua. Saya juga orangtua dalam posisi di rumah dengan anak-anak saya yang masih menjadi pelajar di beberapa sekolah.
Sama dengan orangtua yang lain, anak-anak harus tetap diperhatikan, dibimbing dan selalu dipantau.
Walau di sekolah, kita juga dituntut untuk tetap menjalankan tugas. Semua orangtua memiliki tantangan yang hampir sama porsinya.
Dibenturkan dengan kenyataan yang ada. PJJ dengan segala kelemahan dan kekurangannya telah mengantarkan generasi anak bangsa untuk tetap mengukir prestasi dan tak kenal lelah serta tak menyerah dengan keadaan.
Mereka inilah generasi tangguh dalam suasana pandemi. Tak hirau dengan pendapat miring dan negatif tentang PJJ. Begitu juga para orangtua, tak ada kata mematahkan semangat anak-anak mereka. Yang ada hanyalah kata-kata motivasi dan kalimat hikmah. Karena semua kita yakin bahwa hujan akan segera reda. Matahari akan segera bersinar.
Kepada semua orangtua yang membaca tulisan ini. Terimakasih dan jazakumullahu khoiran. Telah membantu kami selama masa-masa sulit ini. Mendampingi anak-anak bahkan turut serta mengajarkan mereka.
Harapan kedepannya, tetaplah jalin kerjasama yang baik ini. Antara orangtua dan sekolah tak akan pernah ada kata putus. Bahkan harus nyambung terus. Keberhasilan pendidikan anak-anak akan selalu ditentukan oleh kerjasama yang baik antara sekolah dan orangtua.
Penulis : Syafri Maltos, M.Pd. (Kepala MTs Al Ittihadiyah Pekanbaru)