PORTALLNEWS.ID – Pengurus Wilayah (PW) Fatayat Nahdatul Ulama (NU) Provinsi Lampung menggelar webinar bagi para kader Fatayat se Lampung untuk memperkuat dakwah melalui media digital.
Pelatihan media siber bertema “Peran Jurnalis Perempuan Muslimah di Era Siber Media”
dilaksanakan menggunakan aplikasi Zoom Meeting, Sabtu (6/2/2021).
Webinar dibuka oleh Ketua PW Fatayat NU Provinsi Lampung, Wirdayati. Menurut Wirda, saat
ini sudah mulai banyak perempuan-perempuan yang aktif dan berprofesi sebagai jurnalis, baik di media cetak, elektronik, dan maupun online (siber).
Kegiatan ini khusus diberikan kepada kader Fatayat yang dihadiri oleh perwakilan dari Pengurus Cabang kabupaten/kota, diantaranya dari
BLampung Selatan, Lampung Barat, Mesuji, Pringsewu, Lampung Tengah, Lampung Utara, dan Pesisir
Barat.
“Kegiatan ini merupakan suatu sinergi dengan program Fatayat NU sebagai organisasi kemasyaraaktan di banyak bidang dan konsen dengan kegiatan kemasyarkatan khususnya syiar Islam dan ini tidak lepas dari media, baik media offline, terutama di era sekarang adalah media siber,” tutur Wirda.
Wirda juga berharap kegiatan ini dapat memfasilitasi dan mengasah kreativitas para kader Fatayat di dunia media siber dan media sosial. Melalui kegiatan ini, Fatayat akan
membentuk tim website dan kehumasan Fatayat Lampung
“Kami akan melatih secara maksimal keterampilan para kader Fatayat yang nanti berminat terlibat di media siber Fatayat agar mampu mencari, mengolah, menulis, mengedit, dan menguopload berita ke media siber sehingga semua kegiatan Fatayat baik di tingkat wilayah, cabang hingga tingkat ranting dapat disiarkan ke masyarakat,” kata Wirda.
Juga hadir Wakil Ketua PW NU Lampung Juwendra Ardiyansyah mewakili Ketua PW NU Lampung Prof Mukri. Juwendra memberikan apresiasi kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh Fatayat termasuk
melaksanakan webinar siang ini.
“Fatayat NU memliki ketua baru, energi baru, semoga akan membuat Fatayat NU Lampung ini semakin
dinamis, trengginas, tidak hanya di kalangan Fatayat NU Lampung, tapi juga masyarakat Lampung,”
kata Juwendra
Menurut dia, dari data dan riset menyatakan jumlah jurnalis perempuan baik di dunia dan
Idnonesia masih relatif lebih kecil dibandingkan jurnalis laki-laki. “Jadi kita berharap nanti jurnalis perempuan semakin bertambah,” ujarnya.
Juwendra juga mendorong Fatayat menjadi corong atau agen perubahan di masa kebiasaan baru
Pandemi Covid-19 agar patuh pada protokol kesehatan yaitu menggunakan masker, menjauhi
kerumunan, rajin mencuci tangan menggunakan sabun dengan air mengalir, serta di rumah saja jika
tidak ada kepentingan mendesak.
“Saya mengajak kepada seluruh Fatayat untuk menjadi corong dan agen untuk mengingatkan minimal
lingkungan terdekat untuk sampai hari ini kita masih harus setia dan disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan, pakai masker, jaga jarak, di rumah aja kalau nggak perlu-perlu amat, menjauhi kerumuman,” tegasnya.
Mengelola Media Siber
Pemateri pertama Hijroatul Magfiroh, PP Fatayat NU menjelaskan tentang pentingnya dakwah di media sosial. Dia mengapresiasi Fatayat Lampung yang sudah mulai sadar bahwa sosial media ini menjadi konsen bersama dengan kepengurusan Fatayat Lampung.
“Saya merasa bangga banget jika jurnalistik ini menjadi prioritas program di Fatayat NU Lampung,” tuturnya.
Menurut dia, Fatayat Lampung harus tahu market atau sasaran mereka, dan disesuaikan dengan karakter media sosialnya, misalnya FB, lalu Instagram, Youtube, dan linked.
“Misalnya Instagram itu followernya adalah milenial gen Z, maka karakternya harus disesuaikan
misalnya foto dan desainnya harus menarik,” tutur Hijroatul Magfiroh.
Untuk ini, lanjutnya, dibutuhkan pelatihan khusus untuk teknis desain, pembuatan caption atau
teaser sesuai karakter platform masing-masing media sosial
“Bagaimana caranya agar sosial media anda diperhatikan oleh masyarakat, selain desain dan
caption yang menarik, kunci lainnya harus istiqomah, rutin mengupload konten,” ujarnya.
Pemateri selanjutnya, Siti Wuryan, Sekretaris Fatayat NU Lampung memaparkan tentang digitalisasi media di era konvergensi. Menurut Siti Wuryan selama ini berbagai kegiatan pelatihan kader dilaksanakan secara offline atau tatap muka. Namun, masa Pandemi Covid-19 menuntut para kader Fatayat untuk melek tekhnologi digital.
“Ke depan Fatayat Lampung akan memiliki website sendiri sehingga tidak lagi menumpang ke media
lain,” tuturnya. Untuk itu, dia mengajak peserta webinar yang hadir agar serius dan bersungguh-sungguh mengasah ilmu dan keterampilan agar program Fatayat NU Lampung memperkuat dakwah digital segera terwujud.
Sementara, Muyassaratol Hafidzoh, pengelola website Fatayat NU Yogyakarta berbagi pengalaman
tentang kerja tim redaksi dan media sosial di website Fatayat Yogyakarta. Dia juga menyarankan ada baiknya jurnalis perempuan dapat mengelola media dan tulisan yang ramah perempuan, edukatif, serta adil gender.
Pemateri terakhir Rinda Mulyani, Pimred portallnews.id menjelaskan tentang syarat-syarat media siber atau online yang memiliki legalitas, kompetensi dan verifikasi dari Dewan Pers. Rinda menekankan bahwa berita-berita yang diupload di media online harus melewati proses verifikasi serta penulisan yang baik dan menarik.