PORTALLNEWS.ID – Dua sumber Reuters mengatakan pemerintah Arab Saudi sedang mempertimbangkan untuk mengizinkan angka simbolis haji tahun ini dengan pembatasan.
Pemerintah Arab Saudi mempertimbangkan untuk memungkinkan hanya maksimal 20% dari kuota jamaah reguler masing-masing negara.
Namun, informasi ini dibantah oleh Eko Hartono, Konjen RI di Jeddah.
Menurut Eko, hingga saat ini belum ada keputusan dari pemerintah Arab Saudi tentang penyelenggaraan haji tahun ini.
“Pemerintah Arab Saudi mengharapakan kepada calon jamaah haji untuk bersabar dulu sambil menunggu perkembangan Pandemi Covid-19,” ujar Eko pada wawancara live di Seputar INews Siang RCTI, Selasa(9/6/2020).
Dia menjelaskan, pemerintah Arab Saudi sangat berhati-hati menetapkan tentang pelayanan haji tahun ini karena di Arab Saudi sendiri penyebaran kasus Covid masih tinggi, tercatat lebih dari 105 ribu kasus positif Covid-19.
Menurut dia, mulai 6-21 Juni 2020, pemerintah Jeddah memperketat pergerakan orang.
Selain itu, Mekkah juga masih lockdown. Dan, penerbangan internasional belum dibuka.
“Bukan hanya Masjidil Haram, tapi seluruh Mekkah masih lockdown,” tuturnya.
Sementara itu, lanjutnya, jika pelaksanaan haji reguler 49 hari dilakukan, maka pada 25 Juni, jamaah seharusnya sudah berdatangan ke Mekkah.
“Nah, kalau kita lihat Mekkah masih lockdown, penerbangan internasional masih tutup hingga akhir Juni, jadi wajar Pemerintah Indonesia membatalkan pelaksanaan haji tahun ini,” katanya.