PORTALLNEWS.ID – Sepuluh komoditi pangan memberi andil terjadinya deflasi di Lampung sebesar 0,29 persen.
Badan Pusat Statistik (BPS) provinsi Lampung mencatat Indek Harga Konsumen (IHK) gabungan Lampung mengalami penurunan indeks dari 105,08 pada April 2020 menjadi 104,78 pada Mei 2020.
Dengan demikian terjadi deflasi di Lampung sebesar 0,29 persen.
Kepala BPS Provinsi Lampung, Faizal Anwar menjelaskan, dari dua kota pemantauan di Lampung pada Mei 2020, semuanya
mengalami deflasi.
“Ada dua kota yang kami pantau, yaitu Kota Bandar Lampung mengalami deflasi sebesar
0,29 persen, dan Kota Metro sebesar 0,35 persen,” ujar Faizal Anwar dalam siaran persnya, Selasa (2/6/2020).
Dia menjelaskan, ada sepuluh komoditi yang memberikan andil deflasi terbesar selama bulan Mei 2020.
Sepuluh komoditi tersebut adalah
beras 0,17% ; cabai merah sebesar 0,15% ; bawang putih 0,10% ; telur ayam ras 0,09%.
Selanjutnya cabe rawit 0,06% ; anggur 0,01% ; cumi-cumi 0,01% ; gula pasir 0,01% ; jeruk
0,01% ; dan cabe hijau 0,01%.
Menurut Faizal Anwar, pada Mei 2020 ini hanya kelompok makanan, minuman dan tembakau yang memberikan andil dalam pembentukan deflasi, yaitu sebesar 0,46 persen.
Sebaliknya, enam kelompok pengeluaran memberikan
andil dalam pembentukan inflasi.
Kelompok tersebut adalah kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,06%; diikuti kelompok transportasi 0,04%.
Selanjutnya kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya
0,03%; kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga 0,02%;
kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran 0,01%; dan kelompok kesehatan 0,01 %.
Sementara, kelompok pakaian dan alas kaki; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan
bakar lainnya tidak memberikan
andil dalam pembentukan inflasi maupun deflasi.
Begitu juga dengan kelompok rekreasi, olahraga dan budaya; dan kelompok pendidikan.