PORTALLNEWS.ID – Pemandangan hijau royo-royo di Agrowisata Melon Universitas Lampung (Unila) benar-benar menyegarkan mata dan ‘suasana batin.’
Agrowisata Melon Unila dilauching hari ini (2/9/2020), menjadi alternatif wisata dalam kota yang ‘memberi energi’ untuk tangguh berjuang menghadapi Pandemi Covid-19.
Setidaknya, berwisata di taman buah yang disinari matahari langsung memberi ruang yang cukup sehat dan nyaman di situasi saat ini.
Tentu saja, kewajiban menerapkan protokol kesehatan tidak boleh diabaikan, pakai masker, dan tetap jaga jarak.
Sekitar pukul 08.00 WIB pagi, Rektor Unila, Prof. Karomani beserta jajaran sudah tiba di lokasi untuk ikut panen raya dan meresmikan peluncuran
Agrowisata Melon Unila.
Hadir Direktur Utama Badan Usaha Unila, Mustofa Endi Saputra, bersama patner bisnisnya, Sari Rogo, seorang petani asal Bandar Lampung yang mewujudkan ide cemerlangnya menyulap lahan kosong Unila menjadi agrowisata yang menghibur dan mengedukasi.
Rektor Unila, Prof Karomani sangat mengapresiasi kreativitas BPU Unila menggandeng petani untuk menyulap lahan kosong menjadi agrowisata melon.
“Kita lihat di depan dulu tanah kering dan penuh ilalang, sekarang bisa termanfaatkan. Ini adalah best prestice bagi mahasiswa kita khususnya mahasiswa pertanian,” ujar Karomani.
Dia berharap, agrowisata melon ini dapat menjadi pengalaman berharga bagi mahasiswa, terutama mahasiswa Fakultas Pertanian yang terlibat.
“Semoga bisa menginspirasi mereka setelah lulus,” imbuh Karomani.
Agrowisata ini, lanjutnya, juga sebagai bentuk dukungan Unila di bidang pertanian dan keberpihakan kepada kaum petani yang hingga kini masih termarjinalkan.
“Ketika (petani) sudah bisa menanam, tapi mereka hancur saat pemasaran. Petani kecil betul-betul menderita karena tidak ada yang mengadvokasi dan membantu pemasaran. Kita berharap dengan ini petani di desa dilibatkan. Semoga ini bisa menjadi inspirasi kita semua,” kata Karomani.
“Ketahanan pangan adalah goal Kita. Kita bisa panen melon 25 ton tidak sampai 3 bulan. Unila harus hadir di tengah komunitas petani. Kita harus mengapresiasi kreativitas dan hasil kerja nyata yang betul betul bermanfaat,” paparnya.
Antusias Pengunjung
Launching dan Panen Raya di Agrowisata Melon Unila hari ini telah tersebar, tidak hanya melalui media sosial, tapi info dari mulut ke mulut lebih masif membuat masyarakat berduyun-duyung mendatangi Unila.
Ibu Shinta, warga Sukarame membawa anaknya ke kebun melon Unila. Dia mengaku mendapatkan informasi tentang agrowisata melon ini dari temannya.
“Kami rombongan dari Sukarame. Saya udah datang duluan sama anak-anak, ini masih nunggu yang lain, ” ujar Ibu Shinta.
Dia mengaku sangat senang dengan hadirnya agwisata melon Unila. Apalagi biaya masuk cukup terjangkau hanya Rp10 ribu per orang.
“Anak-anak senang banget saya bawa main kesini, tadi udah foto, nanti mau beli melonnya tapi nunggu rombongan dulu biar rame,” tuturnya.
Gelombang pengunjung terus berdatangan. Tidak hanya keluarga, tapi juga muda-mudi yang terlihat asyik selfie di spot tanaman labu kabocha dan butternut.
Guide Mahasiswa
Agrowisata Melon Unila berdiri diatas lahan seluas 6000 meter, di pinggir jalan masuk kampus.
Agrowisata di Unila ini juga memberi aktifitas baru bagi mahasiswa yang terlibat sebagai guide wisata.
Angelia Fitri, mahasiswa Fakuktas Pertanian Unila, mengaku senang dengan adanya agrowisata ini.
“Sebulan ke depan, kami akan aktif terus di Agrowisata ini, ” ujar Angelia di sela kesibukannya membagikan tiket masuk kepada para pengunjung.
Guide di Agrowisata ini tidak hanya sekedar mendampingi pengunjung yang ingin memetik melon sendiri. Namun, juga memberikan edukasi tentang budidaya melon, mulai dari pembibitan, proses tanam, hingga masa panen.
“Mulai penyemaian bibit, pindah tanam ke tanah, sampai panen sekitar 55 hari, jadi ini selama sebulan ke depan, ada spot-spot yang bisa panen secara bergilir,” papar Angelia.
Visi Sari Rogo
Di lokasi, terlihat seorang pria paruh baya yang sumringat melihat antusiasme masyarakat.
Pria berbusana putih ini adalah Sari Rogo. Dia tengah menikmati sepotong kecil visi yang kelak dia harapkan terwujud lebih besar.
“Saya seorang petani, saat melihat potensi di lahan kosong Unila ini, saya langsung mengajukan lamaran ke BPU Unila,” kata Sari Rogo.
Menurut dia, sejak lama dia sudah memiliki keinginan untuk mengedukasi masyarakat di bidang pertanian, terutama budidaya melon dan semangka.
“Sejak dulu, saya ingin mengajak masyarakat di desa-desa untuk tidak hanya menanam jagung saja, tapi juga menanam melon dan semangka, bahwa ini lebih menguntungkan,” kata Sari Rogo.
Walau keinginan itu belum terwujud, setidaknya, melalui Agrowisata Melon Unila, Sari Rogo mengedukasi mahasiswa untuk tidak terpaku mencari kerja saat lulus nanti, tapi terpacu untuk berwirausaha.
“Saya juga ingin membuktikan bahwa tanaman melon produksi Lampung jauh lebih berkualitas dibanding daerah lain, ini karena iklim di Lampung sangat mendukung untuk tanaman melon, ” pungkasnya. (A-1)