PORTALLNEWS.ID (Lampung Selatan) – Dosen Program Studi Sains Aktuaria Institut Teknologi Sumatera (ITERA), Amalia Listiani, S.Pd., M.Sc. meraih juara pertama dalam kompetisi riset AAUI Maipark Research Grant 2020 yang diselenggarakan Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) bersama PT Reasuransi Maipark Indonesia.
Amalia atau akrab disapa Amel meraih juara untuk kategori magister, setelah mengusulkan riset berjudul Prediksi tinggi gelombang tsunami di Pesisir Lampung menggunakan neural network.
AAUI–Maipark Research Grant adalah kompetisi riset yang bertujuan menciptakan stimulus ekosistem penelitian yang efektif dan berkelanjutan mengenai manajemen risiko bencana alam Indonesia yang unggul.
Topik riset yang diangkat diantaranya seputar asuransi bencana alam, risiko bencana alam, hingga kerentanan bangunan terhadap bencana alam. Sebanyak 90 proposal dari para peneliti nasional dikompetisikan dalam kegiatan ini.
Amel menjelaskan riset tentang Prediksi tinggi gelombang tsunami di Pesisir Lampung menggunakan neural network, yang akan dilakukan dilatarbelakangi karena Lampung memiliki garis pantai terpanjang di Indonesia. Selain itu adanya subduksi antara lempeng Indo-Australia dan lempeng Eurasia, serta adanya dua sumber seismik utama Sesar Sumatera, membuat Lampung memiliki potensi bencana tsunami yang tinggi.
Berdasarkan data BNPB 2020, potensi luas bahaya tsunami di Provinsi Lampung mencapai 11.353 Ha, yang terkategori tinggi. Potensi penduduk terpapar bencana di Provinsi Lampung juga masuk kedalam kelompok kelas tinggi (sangat rentan) dengan potensi penduduk terpapar sebesar 60.790 jiwa.
“Tujuan riset ini adalah untuk mensimulasi dan menentukan prediksi tinggi tsunami di daerah Pesisir Lampung dengan neural neutwork, selain itu bisa menjadi early warning bagi masyarakat pesisir Provinsi Lampung, dan sumbangsih bagi ilmu pengetahuan dan asuransi bencana alam,” ujar Amel, di ITERA, Selasa (23/2/2021).
Dosen yang juga peneliti di Pusat Riset dan Inovasi Prediksi dan Pemodelan Risiko Bahaya dan Bencana ITERA ini, mengaku akan segera merealisasikan proposal penelitiannya, dan melanjutkan studi literatur dan data yang mendukung. Ia juga memberikan kiat dalam mengembangkan topik riset yaitu dengan melihat fenomena yang ada di sekitar peneliti. Hal tersebut dinilai akan lebih memudahkan pengembangan metode yang akan digunakan.
Lebih lanjut Amel berharap riset yang akan dilakukan menjadi motivasi maupun motor penggerak riset tentang bidang ilmu aktuaria di ITERA. Sebab topik tersebut dapat dikembangkan dengan beberapa disiplin ilmu terkait.
“Ini dapat menjadi sinergi yang baik antara bidang ilmu dalam berkolaborasi menyelesaikan suatu permasalahan. Sehingga melalui riset ini dapat memberikan manfaat bagi Sumatera,” ujar Amel.