PORTALLNEWS.ID (Tanggamus) – Kawanan gajah liar memasuki pemukiman warga di Talang Bandar, Blok 3, Kecamatan Bandar Negeri Semuong, Tanggamus, Senin dini hari, 30 Desember 2024. Kawanan gajah yang dikenal dengan kelompok “Bunga” tersebut mengamuk sehingga menyebabkan seorang petani perempuan Suarni binti Samir (60 tahun) tewas di lokasi.
Lokasi permukiman yang berada di dalam kawasan Register 39B, KPHL (Kawasan Pengelolaan Hutan Lindung) Kota Agung Utara tersebut merupakan jalur migrasi gajah sehingga rawan konflik manusia dengan satwa liar.
Tim gabungan Satgas Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS), Fifin Ganggoro menginformasikan, kejadian ini bermula dari kelompok gajah liar yang beberapa hari terakhir terpantau di sekitar wilayah tersebut, hingga akhirnya dini hari tadi kawanan gajah memasuki pemukiman warga.
“Meskipun warga telah berupaya menghalau dengan api unggun, tapi daya tarik makanan seperti garam, minyak goreng, dan beras yang tersimpan di dalam rumah membuat gajah tetap mendekat,” katanya.
Dia menceritakan, sekitar pukul 03.00 WIB, gajah menjebol gubuk milik Suarni. Korban yang berusaha melarikan diri tidak berhasil lolos dari kepungan kawanan gajah dan akhirnya tewas akibat serangan gajah.
Tim gabungan yang terdiri dari Polsek Wonosobo, Tim INAFIS Polres Tanggamus, Koramil 02 Wonosobo, Tim Satgas Satwa Lembah Suoh, TNBBS, WCS IP, dan masyarakat setempat berhasil mengevakuasi jenazah korban.
“Meskipun kondisi jasad terpisah-pisah akibat serangan satwa, namun jenazah ditemukan lengkap,” ujarnya lagi.
Dia menjelaskan, berdasarkan hasil penyelidikan, insiden ini disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya, kelalaian masyarakat yang tidak segera mengevakuasi warga, terutama kelompok rentan seperti lansia, dari lokasi yang berdekatan dengan jalur migrasi gajah.
Faktor selanjutnya karena adanya sumber makanan di dalam pemukiman menjadi daya tarik bagi gajah untuk masuk ke pemukiman warga.
Untuk mencegah terulangnya kejadian serupa, pihaknya mengusulkan beberapa hal penting. Pertama, meningkatkan kesadaran melalui edukasi masyarakat tentang mitigasi konflik dengan satwa liar.
Kedua, penguatan sistem pengawasan dan penghalauan yang lebih efektif di sekitar pemukiman.
Ketiga, relokasi sementara bagi warga yang tinggal di daerah rawan konflik satwa liar.
“Pemerintah perlu mempertimbangkan untuk menyediakan bantuan relokasi sementara bagi warga yang tinggal di daerah rawan konflik satwa liar,” ujar Fifin Ganggoro.
Sampai informasi ini diturunkan, jenazah Ibu Suarni sudah dimandikan dan dikafani untuk selanjutnya segera dimakamkan. Keluarga korban memutuskan untuk tidak melakukan proses autopsi. (ENI MUSLIHAH/R-1)
Recent Comments