PORTALLNEWS.ID (Tanggamus) – Konflik antara manusia dan gajah masih terjadi di kawasan Hutan Lindung Register 39B Kota Agung Utara, menimbulkan korban jiwa dan kerugian materi. Satu petani wanita meninggal dunia, dan tujuh gubuk di Talang Bandar serta tujuh gubuk di Blok 4 mengalami kerusakan.
Untuk mengatasi masalah ini, Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Kota Agung beserta mitra terus melakukan upaya penanganan situasi secara bijak dan berkelanjutan. Mereka langsung turun ke lapangan guna memastikan penanganan konflik dilakukan dengan tepat.
Kepala KPH Kota Agung, Aryadi mengatakan, salah satu upaya yang dilakukan adalah memblokade agar kawanan gajah tidak memasuki area gubuk warga.
Tim bersama mitra dan warga sekitar pemukiman mengarahkan kawanan gajah agar masuk ke Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) dan tidak melintasi areal gubuk warga yang berada di kawasan hutan lindung.
“Kami juga mengupayakan sterilisasi jalur untuk meminimalisir interaksi langsung antara gajah dan manusia,” katanya.
“Tim di lapangan terus bekerja keras, didukung oleh pemerintah untuk memenuhi kebutuhan teknis dan logistik,” tambah Ariyadi.
Bersama Tim Satgas yang terdiri dari Petugas dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu, Balai Besar TNBBS, Mahout, Polisi Kehutanan KPH, Babinsa, Babinkamtibmas, dan masyarakat sekitar Blok 3, gajah diarahkan kembali ke kawasan TNBBS sesuai jalur yang telah disepakati.
Penggalangan Donasi
Selain mengarahkan kawanan gajah masuk ke dalam kawasan inti, sebagai bentuk empati dan solidaritas, tim Satgas Penanggulangan Konflik Satwa dengan Manusia Provinsi Lampung, bersama mitra dan penggiat konservasi juga melakukan penggalangan donasi amal untuk keluarga korban.

Pihaknya memberi bantuan logistik untuk satgas yang melakukan penggiringan gajah sebagai bentuk kepedulian penyelamatan gajah kembali ke habitatnya.
“Kami sangat berduka atas kejadian ini. Saya berharap langkah yang kami ambil dapat mengurangi risiko konflik dan membantu masyarakat memahami pentingnya hidup harmonis dengan gajah,” ujar Aryadi.
Ajakan Pahami Perilaku Gajah
Selain penanganan langsung, KPH Kota Agung Utara bersama pihak Balai Besar TNBBS dan mitra melakukan upaya penyadartahuan kepada masyarakat.
Masyarakat diajak memahami pola perilaku gajah dan pentingnya menjaga keseimbangan ekosistem.
“Kita hidup di dalam wilayah jelajah gajah. Untuk itu, perlu ada kesadaran bersama agar manusia dan gajah dapat hidup berdampingan secara harmonis,” kata dia lagi.
Sementara itu, Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Lampung, Ruchyansyah menyatakan, sangat prihatin dengan kondisi ini dan telah berkoordinasi dengan pihak terkait untuk mencari langkah strategis agar kejadian tidak terulang.
“Perlu peningkatan kesadaran masyarakat dan kemampuan melakukan mitigasi sehingga interaksi negatif dapat dihindarkan,” kata dia.(ENI MUSLIHAH/R-2)
Recent Comments