PORTALLNEWS.ID (Lampung Tengah) – Puluhan siswa SD IT Bustanul Ulum Lampung Tengah sudah mengantri di depan ruang perpustakaan, mereka sudah tidak sabar untuk membaca buku yang dikoleksi oleh perpustakaan sekolah. Dengan ceria, pustakawan Aulia Fitria Ediyati menyapa para siswa. “Wah, sudah pada antri ya? Hehehe, sebentar ya, Ibu ambil buku absen dulu, diisi absennya ya,” kata Aulia sambil menyodorkan satu buku tulis besar ukuran B5. “Baik Bu,” jawab siswa serentak.
Satu per satu siswa mengisi absen kunjungan perpustakaan sekolah. Setelah itu, mereka berhamburan mendatangi rak-rak buku yang memajang buku incaran mereka. Mata Aulia berbinar melihat minat baca yang tinggi dari siswa-siswa di SD IT Bustanul Ulum. Beginilah suasana di perpustakaan SD IT Bustanul Ulum setiap jam efektif masuk sekolah.
Kenyamanan para siswa di perpustakaan untuk membaca buku, kerap mengingatkan Aulia pada kenangan masa SMP-nya. Ketika itu, semua siswa dilarang masuk ke perpustakaan sekolah karena ketersediaan buku yang sangat terbatas.
“Saat saya SMP dulu, kami tidak boleh masuk ke perpustakaan karena bukunya terbatas, dari situ saya berniat untuk menjadi penjaga perpustakaan agar bisa menyediakan bahan bacaan yang bagus-bagus dan banyak, bahan bacaan yang layak untuk anak-anak, serta membuat perpustakaan menjadi tempat ternyaman,” kata Aulia kepada portallnews, Sabtu, 28 Desember 2024.
Lulus dari SMA Muhammadiyah 1 Metro, dengan penuh keyakinan Aulia mengambil Diploma Perpustakaan di Universitas Lampung (Unila). Menurut Aulia, ketika itu, beberapa teman dan orang-orang terdekatnya sempat mempertanyakan tentang keputusan mengambil jurusan perpustakaan. Namun, Aulia tidak menghiraukannya. Dia sudah memiliki mimpi untuk bisa mengelola perpustakaan dan menjadikannya ‘surga’ bagi anak-anak.
“Saya memilih menjadi pustakawan untuk mewujudkan mimpi saya memberikan fasilitas dan bahan bacaan yang berkualitas bagi anak-anak. Saya ingin menghidupkan literasi pada anak-anak sejak dini, karena literasi bukan sekadar baca-tulis, tapi menumbuhkan rasa cinta dan bahagia ketika membaca buku dan nyaman saat di perpustakaan,” kata Aulia.
Aulia pernah menjadi pustakawan SMKN 1 Seputih Agung, pustakawan SMA Al Kautsar, dan sejak 2013 menjadi pustakawan SDIT Bustanul Ulum Lampung Tengah hingga sekarang, serta owner Taman Baca Ummi Sukaesih Lampung Tengah.
Tidak heran, jika saat ini siswa-siswa SD IT Bustanul Ulum sangat mencintai perpustakaan, rela antri masuk perpustakaan, dan betah berlama-lama membaca di perpustakaan sekolah. Sebab, Aulia sebagai pustakawan sekolah berhasil menanamkan rasa cinta terhadap buku bacaan sejak dini.
Aulia menggelar berbagai kegiatan menarik di perpustakaan sekolah, seperti membaca nyaring (read aloud), mendongeng, dan virtual tour menjelajahi berbagai museum di Indonesia, bahkan dunia. Aulia juga memberikan kesempatan kepada para siswa untuk praktik mendongeng dan membaca nyaring di depan teman-teman mereka.
Dari kebiasaan inilah akhirnya para siswa menyukai membaca buku, dan selalu haus untuk mengetahui hal-hal baru dari sumber bacaan bermutu.
Pustakawan Inovatif

Tantangan besar yang dihadapi Aulia sebagai pustakawan sekolah adalah terbatasnya ketersediaan buku berkualitas. Namun, Aulia tidak mau berdiam diri dan menyerah dengan keadaan. Dia aktif mengikuti berbagai program-program buku gratis, seperti dari @semestabuku_id. Dibawah pengelolaannya, perpustakaan SD IT Bustanul Ulum Lampung Tengah berhasil menjadi penerima donasi buku dari @semestabuku_id.
“Seorang pustawakan harus selalu berinovasi untuk menambah buku bacaan berkualitas, selain dari anggaran sekolah. Alhamdulillah, saya selalu aktif mengikuti program-program buku gratis dan sudah banyak buku yang didapatkan dari seluruh Indonesia, salah satunya program @semestabuku_id,” ujarnya.
Aulia telah mengantarkan Perpustakaan SD IT Bustanul Ulum sebagai perpustakaan terbaik di Kabupaten Lampung Tengah sejak 2017. Sebagai pustakawan, dia juga pernah meraih juara 2 Tenaga Inovatif Perpustakaan Sekolah Hari Guru Nasional (HGN) 2023 Tingkat Provinsi Lampung dan diundang menghadiri acara puncak HGN di GBK, Jakarta.
“Alhamdulillah, tahun lalu, saya diundang langsung oleh Kemdikbud untuk mengikuti puncak hari guru di Jakarta. Rasanya tak tergambarkan, walau saya gagal juara nasional, tetapi masih diberi kesempatan untuk ke Jakarta setelah 15 tahun berkecimpung di dunia literasi,” tutur Aulia.
Dia mengaku, sepanjang perjalanan menuju ke Jakarta tak kuasa menahan air matanya. Aulia tidak menyangka, sebagai pustakawan sekolah di pinggir pabrik nanas di pelosok Lampung, mendapat kesempatan menghadiri puncak HGN di Jakarta.
“Pustakawan sekolah yang terkadang dipandang sebelah mata, tetapi saya membuktikan bahwa pustakawan juga bisa. Itu pertama kalinya saya bisa ke perpustakaan nasional,” ujarnya.
Perpustakaan Berbasis Media Sosial
Aulia dinobatkan sebagai juara 2 Pustakawan Inovatif HGN Tingkat Provinsi Lampung 2023 lewat inovasinya mengembangkan perpustakaan berbasis media sosial. Menurut Aulia, dia memposting kegiatan perpustakaan di akun khusus @perpus_sdit_bustanul_ulum. Aulia juga aktif mengikuti berbagai program donasi buku gratis, baik dengan mengajukan proposal, mengikuti give away buku dan sharing dengan pengiat literasi di seluruh Indonesia.
“Setiap mem-posting kegiatan perpustakaan, saya rajin men-tag akun-akun pemerintah agar mereka tahu kegiatan apa yang dilakukan di perpustakaan. Alhamdulillah, banyak donasi buku gratis yang didapat, dan sudah banyak teman-teman pustakawan dan pegiat literasi di seluruh Indonesia yang mencontoh untuk aktif juga di media sosial,” katanya.
Pada Tahun 2024, Aulia mendapatkan apresiasi dari perpustakaan nasional sebagai peserta terbaik membaca nyaring tingkat provinsi Lampung di acara Gerakan Indonesia Membaca Perpustakaan Nasional.
Taman Baca Ummi Sukaesih

Semangat pengabdian di bidang literasi membuat Aulia bertekad membuat taman baca masyarakat. Pada 2021, dia membuka Taman Baca Ummi Sukaesih Lampung Tengah, tepatnya di Jalan 6 Terbanggi Besar. Rumah milik almarhum mertuanya tersebut dia manfaatkan untuk berbagi bahan bacaan dengan masyarakat sekitar.
“Memang mimpi saya sudah lama agar masyarakat juga merasakan manfaat taman baca. Alhamdulillah, banyak buku yang di dapat dari media sosial dan kegiatan-kegiatan di taman baca selalu didukung oleh masyarakat. Yang paling luarbiasa ketika taman baca mendapatkan buku 1.000 dari Perpustakaan Nasional, mimpi 20 tahun terwujud menyediakan bahan bacaan yang berkualitas untuk anak-anak,” tuturnya.
Taman Bacaan Ummi Sukaesih juga bekerja sama dengan sekolah -sekolah terdekat dengan menyediakan buku bacaan melalui sistem hibah buku dan tukar pinjam agar lebih bermanfaat. “Hidup sekali, harus bermanfaat untuk orang banyak,” kata Aulia menukil nasehat para orang tua.
Aulia juga aktif di kegiatan Forum TBM dan sering menjadi narasumber di sekolah dan TBM-TBM di Lampung berbagi ilmu dan pengalaman mengelola perpustakaan serta taman baca.
“Dengan aktif di taman baca membuat saya mempunyai banyak teman untuk sharing bareng tentang literasi sehingga jika ada acara literasi baik dari Forum TBM Lampung, Kantor Bahasa Provinsi Lampung, Perpustakaan Daerah Lampung Tengah dan perpustakaan Provinsi, saya sering dilibatkan,” kata Aulia
Dia berharap, ke depannya, perpustakaan sekolah, perpustakaan desa, taman baca dan dinas terkait dapat saling bersinergi untuk menghidupkan literasi. “Semua harus didukung dengan bukti nyata,bukan hanya semboyan gerakan literasi tetapi harus benar-benar menyediakan fasilitas untuk anak-anak, karena tidak ada minat baca rendah, tetapi bahan bacaan yang kurang,” pungkasnya. (RINDA/R-1)
Recent Comments