PORTALLNEWS.ID – Kelas Minat menggelar public speaking workshop di Koma Space, Bandarlampung, Jumat (8/1). Pengisi materi dalam workshop adalah spokeperson, Indra Pradya.
Dalam pelatihan ini, Indra menggali kemampuan duapuluh peserta untuk berbicara depan umum. Sebab, dengan kemampuan berbicara tersebut, seseorang dapat meraih banyak hal.
Indra yang juga merupakan travel blogger ini menjelaskan, public speaking merupakan kemampuan berkomunikasi dengan orang lain.
Indra memaparkan, maksud berbicara di depan umum bermacam-macam. Pertama, informative speaking yang bermaksud menginformasikan kepada audiens tentang topik tertentu.
Kedua, persuasive speaking. Digunakan ketika seseorang memutuskan untuk meyakinkan presentasi atau ide-ide mereka kepada pendengar. Tujuannya adalah meyakinkan atau membujuk orang untuk percaya pada sudut pandang tertentu.
Ketiga, entertaining speaking. Untuk memikat perhatian penonton dan/atau menghibur mereka saat menyampaikan pesan.
”Intinya dalam berbicara di depan umum adalah memenangkan crowd. Mendapatkan perhatian orang atas yang kita sampaikan,” ujar Indra.
Menurut dia, ini akan berhasil ketika orang menyimak apa yang kita sampaikan atau calon klien bisnis juga tertarik dengan produk yang kita tawarkan.
“Untuk motivator, guru, dan pembicara seminar juga perlu pandai dalam berkomunikasi,” lanjutnya.
Event Perdana
Sementara, salah satu founder Kelas Minat, Habib Syahputra, mengatakan, public speaking workshop merupakan event pertama pada 2021.
Dia mengagendakan kelas setiap Jumat untuk minat-minat tertentu sesuai dengan permintaan member. Setelah public speaking, Kelas Minat akan menggelar pelatihan fotografi jurnalistik pada 15 Januari 2021 dengan mentor fotografer Radar Lampung Muhammad Tegar Mujahid.
Kemudian pada 22 Januari 2021, dilanjutkan dengan materi Thinking with Photography oleh mentor Habib Syahputra yang juga merupakan praktisi fotografi.
”Kami punya niat yang sama agar Lampung lebih kreatif. Kami merupakan prototipe dari komunitas-komunitas yang sudah ada. Khusus di Kelas Minat, kami memfasilitasi keminatan apapun. Tapi niat kami, Kelas Minat ini terbuka untuk umum dan setiap pelatihan harus gratis,” kata Habib saat memberi pengantar dalam public speaking workshop.
Tentang Kelas Minat
Habib menjelaskan, terbentuknya Kelas Minat Lampung berawal dari keresahan sosial di lingkungan sekitar tempat tinggalnya dan founder lainnya, Robin Ali. Banyaknya pengangguran, anak muda terjerat kasus hukum narkoba, dan anak putus sekolah. Karena itu, kegiatan belajar gratis harus rutin berjalan demi membantu mengurangi dampak dari keadaan sosial di lingkungan sekitar.
”Semua kegiatan harus gratis dan kami berusaha untuk menyediakan fasilitas untuk semua kegiatan belajar para peminat. Kami yakin dari kegiatan sederhana ini bisa menciptakan lapangan pekerjaan dan pemuda-pemuda yang kreatif, lebih banyak lagi,” kata Habib.
Dia meyakini, para pemuda mempunyai potensi di dalam diri mereka. Yang mereka butuhkan adalah kesempatan dan ruang untuk menggali potensi dalam diri mereka.
Kelas Minat melakukan kegiatan belajar secara rutin lima hari dalam sepekan. Setiap Jumat pada setiap peaknnya, Kelas Minat mengadakan materi besar dan materi tambahan.
”Kegiatan belajar tidak hanya kami lakukan di Rumah Minat. Tapi juga kami lakukan di luar ruangan, camping ground,” ucapnya.
Sementara ini, lanjutnya, Kelas Minat fokus mengajar di tiga bidang yakni fotografi, videografi, dan desain grafis. Kelas Minat juga memberikan materi pendamping bahasa Inggris dasar untuk meningkatkan kualitas belajar para peminat. Kelas Minat akan terus berusaha menambah bidang keminatan yang lain.
”Karna melihat antusias dari pendaftar yang masih terus bertambah dengan keminatan yang sangat beragam,” tandasnya.
Kelas minat saat ini sudah memiliki lebih dari 70 peminat dari berbagai kalangan dan latar belakang. Mulai dari anak-anak putus sekolah, pegawai yang terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), dan mantan narapidana.
”Mahasiswa yang aktif dan rutin kami latih secara gratis,” ucapnya.
Karena jumlah peminat yang masih terus bertambah, pola belajar mereka lakukan secara bergantian tatap muka dan dalam jaringan.
Menurut Habib, tim Kelas Minat hanya melakukan hal kecil untuk mendukung dan meyakinkan masyarakat bahwa banyak peluang di dunia digital creative.
“Mimpi kami adalah sekolah keminatan gratis untuk mereka yang membutuhkan. Untuk mereka yang sebenarnya punya potensi tapi jauh dari jangkauan dan perhatian,” tuturnya.
Kelas minat harus hadir untuk membantu menciptakan lapangan pekerjaan baru, lingkungan yang sehat dan para pemuda yang kreati.