• Pedoman Media Siber
  • Redaksi
  • Tentang Kami
Friday, May 16, 2025
  • Login
Portallnews.id
Advertisement
  • Beranda
  • News
  • Hukum & Kriminal
  • E-Magazine
  • Politik
  • Lampung
    • Bandar Lampung
    • Lampung Barat
    • Lampung Selatan
    • Lampung Tengah
    • Lampung Timur
    • Lampung Utara
    • Mesuji
    • Metro
    • Pesawaran
    • Pesisir Barat
    • Pringsewu
    • Tanggamus
    • Tulang Bawang
    • Tulang Bawang Barat
  • Pendidikan
  • Olahraga
    • Kesehatan
  • Ekonomi
No Result
View All Result
Portallnews.id
  • Beranda
  • News
  • Hukum & Kriminal
  • E-Magazine
  • Politik
  • Lampung
    • Bandar Lampung
    • Lampung Barat
    • Lampung Selatan
    • Lampung Tengah
    • Lampung Timur
    • Lampung Utara
    • Mesuji
    • Metro
    • Pesawaran
    • Pesisir Barat
    • Pringsewu
    • Tanggamus
    • Tulang Bawang
    • Tulang Bawang Barat
  • Pendidikan
  • Olahraga
    • Kesehatan
  • Ekonomi
No Result
View All Result
Portallnews.id
No Result
View All Result
Home Kesehatan

Tren Gaya Hidup Ketofastosis

by Rinda Mulyani
May 15, 2020
in Kesehatan
Tren Gaya Hidup Ketofastosis
813
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

PORTALLNEWS.ID – Tren gaya hidup ketofastosis? Apakah menyehatkan? Berikut penjelasan Founder Ketofastosis Indonesia, Nur Agus Prasetyo yang akrab disapa Mas Tyo.

Menurut Mas Tyo, gaya hidup ketofastosis merupakan gabungan antara fastosis (puasa) dan ketosis (menjadikan keton (lemak) sebagai bahan bakar utama bagi tumbuh).

Dia memaparkan, sebenarnya pola hidup ketofastosis ini sudah diterapkan oleh manusia sejak zaman pra sejarah/zaman es, dimana ketika itu manusia gua hanya mengonsumsi apa yang hidup di atas tanah yaitu hewan, karena tidak ada tumbuhan yang hidup di zaman es.

Baca Juga

PP Muslimat NU Helat Edukasi Gizi dan Pengukuhan Ibu Asuh Stunting 

One Health Ajak Masyarakat Cegah Monkeypox

One Health Lampung Gelar Webinar Kesiapsiagaan Terhadap Monkeypox

Setelah makan, manusia pra sejarah kembali ke gua, dan akan keluar lagi untuk berburu mencari makan setelah beberapa hari hingga beberapa minggu.

Pola hidup manusia pra sejarah ini membuktikan daya hidup (survival) yang luar biasa.

Pola puasa yang dikuti dengan konsumsi makanan tinggi lemak, protein sedang dan no carbo serta olahraga itu membentuk postur kuat (berotot), imun kuat, serta daya hidup yang teruji hingga beberapa abad.

“Nah, kita lihat pola hidup zaman sekarang, dimana kita dikepung dan diserbu oleh makanan tinggi karbohidrat, glukosa, semua ada di mana-mana. Apa dampaknya bagi kesehatan manusia? Obesitas, penyakit degeneratif, mulai dari diabetes, kolesterol, jantung, tumor, kanker, macam-macam. Itu penyebabnya apa? Karena manusia modern tidak bisa mengontrol mulutnya, ngunyah terus, ngunyah lagi, jadi kunci hidup sehat itu di Fasting (puasa),” ujar Mas Tyo.

Menurut dia, walaupun kita mengonsumsi makanan yang dinilai sehat, tapi dimakan secara berlebihan, dampaknya tetap tidak sehat. Karena itu, lanjutnya, pola puasa ini digabungkan dengan ketogenik yaitu menjadikan keton (lemak) sebagai sumber bahan bakar utama bagi tubuh.

“Untuk menjadikan keton sebagai bahan bakar untuk menghasilkan energi bagi tubuh, glukosanya harus dihilangkan dulu, kenapa? Karena jika darah kita masih tinggi gula, maka tubuh akan mengambil gula sebagai sumber energi sebab itu yang paling mudah dipecah menjadi ATP atau energi.

Ini lah pentingnya fasting untuk menurunkan gula dalam darah sehingga insulin ikut turun, jika insulin turun, tubuh akan merespon dengan memerintahkan lever menghasilkan keton untuk kemudian diolah menjadi energi, inilah yang disebut ketofastosis,” ujarnya.

Ketofastosis Berbahaya?

Lalu, apakah bahaya jika gula darah rendah? Dan menusia tidak mengkonsumsi gula dari luar, dari makanan? Mas Tyo menjelaskan, karbohidrat merupakan salah satu nutrisi non essensial, tidak essensial diambil dari makanan karena dapat dihasilkan sendiri oleh tubuh.

Menurut dia, jika tubuh tidak memasukkan karbo/gula dari luar (makanan), maka lever akan menghasilkan gula sesuai kebutuhan tubuh.

“Inilah bedanya gula yang dikonsumsi dengan gula yang dihasilkan tubuh karena tubuh pasti akan menghasilkan gula sesuai kebutuhan, sedangkan kita selalu mengikuti selera, bukan kebutuhan.

Aahh enak nih, makan karbo, enak nih, makan karbo lagi, padahal itu sudah berlebih dalam tubuh, tetap saja makan. Akhirnya, gula berlebih dalam darah akan diolah menjadi lemak untuk disimpan di jaringan bawah kulit,” tuturnya.

Jika manusia masih saja mengonsumsi karbo dalam kondisi gula darah yang sudah berlebih, maka lama kelamaan insulin akan kecapean, dan akhirnya gula dalam darah tinggi.

Konsekuensinya oksigen dalam darah turun, dan ini akan berdampak kepada buruknya respirasi sel. Inilah yang kemudian menyebabkan berbagai penyakit degeneratif dan sindrom metabolisme.

Mas Tyo memaparkan beberapa perbedaan sumber energi dari gula dan keton. Menurut dia, orang yang menjadikan glukosa/karbo sebagai sumber energi akan merasakan pusing, mual, gelap, lemas, dan perut perih jika gula darah turun.

“Ini memang gejala metabolisme yang terjadi saat gula darah rendah. Berbeda dengan keton, bagi mereka yang sudah menerapkan gaya hidup ketofastosis, tidak akan pernah merasakan sindrom metabolisme seperti itu.

Sebaliknya, semakin tubuh dibawa bergerak, berolahraga justru semakin segar, semakin fresh, semakin fit, itulah pembakaran keton. Jadi, ada tiga hal yang tidak boleh dilepaskan dari gaya hidup ketofastosis yaitu puasa, ketosis, dan olahraga,” katanya.

Testimoni

Beberapa anggota Ketofastosis Indonesia dan Lampung memberikan testimoni tentang manfaat ketofastosis terutama dalam mengatasi penyakit regeneratif yang mereka alami.

Ubaidillah, misalnya yang awalnya memiliki masalah obesitas dengan berat badan 108 kilogram, selama beberapa bulan menerapkan pola hidup ketofastosis berat badannya stabil di 65 kilogram.

Tidak hanya itu, penyakit gatritis kronis yang sudah lama dia idap, secara perlahan mengami penyembuhan, termasuk masalah sendi yang selama ini dia alami dengan kehilangan kemampuan menggenggam.

“Dulu, kalau gatritis kambuh, bisa diopname karena sesak didada, panas, susah bernafas, tapi sekarang Alhamdulilah saya sudah lepas dari semua keluhan itu. Ini dulu jemari tangan kanan saya ini tidak bisa dikepal, sekarang saya sudah bisa mengenggam,” ujar Ubaidillah.

Sementara itu, Ketua Paguyuban Ketofasosis Lampung, Arif Wahyudi mengatakan komunitas ini dibangun untuk saling menguatkan, saling berbagi dan saling sharing menu serta nutrisi haris yang harus dikonsumsi.

Menurut dia, dulu menu ketofastosis sulit didapatkan, harus di pulau jawa dan harga mahal. Namun, sejak berdirinya komunitas tersebut, sudah banyak anggota yang kreatif melakukan olahanan makanan bagi para ketofay.

“Jadi, komunitas ini juga berfungsi untuk menyediakan nutrisi dan olahanan makanan bagi para ketofay,” kata Arif Wahyudi.

Selain itu, lanjutnya, menerapkan gaya hidup ketofastosis di zaman modern sangat berat, tidak jarang, para ketofay dibully baik di dunia nyata maupun di dunia maya.

Untuk itu, komunitas ini menjadi salah satu wadah untuk curhat dan saling menguatkan agar para ketofay tidak kembali ke pola hidup yang lama.

“Ketofastosis ini gaya hidup, jadi ini pilihan, sama seperti vegetarian misalnya, maka harus konsisten selamanya,” kata dia.

Menu makanan para ketofay dibuat khusus, misalnya bubur dari olahan tepung konnyaku, mie dari shirataki, lontong dari olahan agar-agar swallow yang diberi santan.

Juga ada kerupuk kulit, kerupuk usus, kopi tanpa glukosa, olahan susu berupa kefir dan yogurt. Pokoknya, semua makanan ketofay diolah menggunakan bahan makanan tinggi lemak dan protein sedang, dan ingat TANPA KARBO!.

 

Tags: KetofastosisKetofayKetonMenu ketofastosisSejarah ketofatosisTren ketofastosis
Previous Post

Tarian Eksotis Lumba-Lumba Teluk Kilauan

Next Post

Suko Hartono Jabat Direktur Utama PGN

Next Post
Suko Hartono Jabat Direktur Utama PGN

Suko Hartono Jabat Direktur Utama PGN

Sub Holding Gas Siap Menjadi Penggerak Pertumbuhan Ekonomi Nasional

Sub Holding Gas Siap Menjadi Penggerak Pertumbuhan Ekonomi Nasional

PGN Targetkan 4 Juta Jargas Rumah Tangga

PGN Targetkan 4 Juta Jargas Rumah Tangga

Mengulik Khasiat Flora Langka Hutan TNBBS

Kawanan Rampok Bersenpi Satroni Rumah warga

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

No Result
View All Result

Recent Posts

  • Jalur Langit
  • Jembatan “Titian Persatuan” Desa Cihanjuang Tandai Peluncuran Aksi Bersama 
  • Kini, Keluarga Buruh Ini Punya Rumah Layak Berkat Gotong Royong TNI-Polri dan Warga
  • Banjir Genangi Jalan Yos Sudarso, Pemkot Kritik Balai Jalan Nasional
  • 20 Jurnalis Lampung Perdalam Jurnalisme Konservasi

Recent Comments

  • portall news on British Propolis Dapat Mengobati Berbagai Penyakit Ini
  • Icha on British Propolis Dapat Mengobati Berbagai Penyakit Ini
Portallnews.id

© 2020 Portallnews.id

PORTALLNEWS.ID hadir ke tengah masyarakat memberikan sajian berita yang berkualitas dan berimbang.

  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi
  • Tentang Kami

Follow Us

No Result
View All Result
  • Beranda
  • News
  • Hukum & Kriminal
  • E-Magazine
  • Politik
  • Lampung
    • Bandar Lampung
    • Lampung Barat
    • Lampung Selatan
    • Lampung Tengah
    • Lampung Timur
    • Lampung Utara
    • Mesuji
    • Metro
    • Pesawaran
    • Pesisir Barat
    • Pringsewu
    • Tanggamus
    • Tulang Bawang
    • Tulang Bawang Barat
  • Pendidikan
  • Olahraga
    • Kesehatan
  • Ekonomi

© 2020 Portallnews.id

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist